Kemitraan Strategis: Prabowo Ungkap Peran Vital China dalam Perekonomian Indonesia

markdown Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan peran krusial Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai mitra dagang utama bagi Indonesia. Penegasan ini disampaikan dalam acara Indonesia-China Business Reception 2025 yang berlangsung di Jakarta, menandai momentum penting dalam hubungan bilateral kedua negara.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Premier RRT, Li Qiang, Prabowo menyoroti volume perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari 130 miliar dolar AS per tahun, setara dengan Rp 2.100 triliun. Angka ini mencerminkan signifikansi Tiongkok dalam lanskap ekonomi Indonesia, bukan hanya sebagai pasar ekspor, tetapi juga sebagai sumber investasi dan transfer teknologi.

"Saat ini Tiongkok adalah mitra dagang kita yang terbesar," ujar Prabowo, menekankan pentingnya kemitraan ini dalam pembangunan industri dan teknologi Indonesia. Ia mencontohkan berbagai proyek besar yang telah berhasil direalisasikan oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia, termasuk:

  • Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung
  • Pengembangan kawasan industri
  • Hilirisasi nikel
  • Proyek-proyek teknologi lainnya

Menurut Prabowo, kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun masa depan yang kuat, sejahtera, dan berkelanjutan. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah berpartisipasi aktif dalam perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan melakukan transfer teknologi.

"Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada perusahaan-perusahaan China yang telah berpartisipasi dalam ekonomi kita, menciptakan lapangan kerja, melakukan transfer teknologi, membangun kepercayaan di antara semua dunia usaha, terutama di tanah air kita," kata Prabowo.

Pertemuan bisnis yang mempertemukan seratus pengusaha dari masing-masing negara ini juga menjadi penanda 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok. Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menjelaskan bahwa Premier Li Qiang membawa delegasi pengusaha besar yang tidak hanya telah berinvestasi di Indonesia, tetapi juga yang berpotensi untuk berinvestasi.

Rosan juga mengungkapkan bahwa Prabowo dan Li Qiang dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral, membahas cara-cara untuk mempererat hubungan kedua negara, terutama dalam bidang ekonomi dan investasi. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan baru yang akan semakin memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok.

Acara Indonesia-China Business Reception 2025 menjadi platform penting untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara. Kehadiran para pemimpin dan pengusaha dari kedua negara menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, dan teknologi. Diharapkan, kemitraan ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi kedua negara.