Listrik Kerinci dan Sungaipenuh Kembali Menyala Usai Pemadaman Tiga Hari: Tower Darurat Jadi Solusi

Kabar baik menghampiri warga Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, Jambi, setelah Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil memulihkan pasokan listrik yang sempat terganggu selama tiga hari. Pemadaman yang berlangsung sejak Sabtu (17/5/2025) hingga Senin (19/5/2025) lalu, disebabkan oleh robohnya tower transmisi akibat faktor alam.

Manajer PLN ULP Sungai Penuh, Eko Pitono, mengonfirmasi bahwa aliran listrik telah kembali normal sejak Sabtu (24/5/2025). Hal ini berkat rampungnya pembangunan tower darurat yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik ke wilayah tersebut.

"Alhamdulillah, aliran listrik sudah kembali normal karena sudah beralih ke sistem Grid," ujar Eko melalui pesan singkat.

Menurut Eko, insiden robohnya tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terjadi di Desa Muaro Imat, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci. Sebagai solusi cepat, PLN segera membangun tower darurat di lokasi tersebut.

"Pembangunan tower darurat dimulai sejak 17 Mei, saat pasokan listrik ke Kerinci dan Sungaipenuh terputus," jelasnya.

Pembangunan tower darurat yang berlokasi di area perbukitan memakan waktu lima hari dan selesai pada Kamis (22/5/2025). Setelah tower siap, PLN mengalihkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik Jusuf Kalla ke sistem Grid pada pukul 23.00 WIB. Proses peralihan memakan waktu sekitar dua jam.

Sebelum pemulihan, warga Kerinci dan Sungaipenuh merasakan dampak signifikan dari pemadaman listrik. Banyak usaha rumahan yang tidak dapat beroperasi, jaringan telekomunikasi terganggu, dan warga menuntut kompensasi atas kerugian yang dialami.

Miranda, warga Siulak, Kerinci, mengungkapkan kesulitan dalam mencetak materi ajar di sekolah. Penjual kue juga tidak dapat berjualan karena tidak ada listrik.

Defni, warga Kota Sungaipenuh, menyoroti dampak pemadaman terhadap aktivitas ekonomi. Usaha yang mengandalkan mesin tidak dapat beroperasi secara maksimal. Ia mendesak PLN untuk memberikan kompensasi jika tidak ada kepastian aliran listrik.

Mukhri Soni, Depati Muaro Langkap dari Desa Tamiai, Kerinci, juga menekankan pentingnya kompensasi bagi warga yang terdampak.

Anggota DPR daerah pemilihan Jambi, Rocky Candra, turut menanggapi penderitaan warga. Ia meminta PLN segera mencari solusi konkret dan membangun sistem respons cepat untuk mengatasi gangguan listrik.

PLN kemudian mendapatkan pasokan listrik dari PLTA milik Jusuf Kalla yang dioperasikan oleh PT Kerinci Merangin Hidro.

Pasokan listrik dari PLTA ini meredakan kekhawatiran warga. Namun, sehari setelah listrik kembali normal, pada Rabu (21/5/2025), terjadi pemadaman lagi akibat pohon yang terbakar di bawah jalur SUTT di Desa Muaro Imat. Gangguan ini hanya berlangsung beberapa jam, dan aliran listrik kembali normal hingga peralihan pasokan listrik dari PLTA ke sistem Grid PLN pada Kamis (23/5/2025) dini hari.

Peralihan pasokan listrik ini dimungkinkan berkat kerja keras ratusan petugas lapangan PLN yang bekerja dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tinggi, meskipun di medan yang berat seperti area perbukitan dan hutan.

Berikut adalah rangkuman dampak pemadaman listrik:

  • Usaha rumahan banyak yang tutup.
  • Sinyal telekomunikasi hilang.
  • Warga menuntut kompensasi.
  • Aktivitas ekonomi terhambat.
  • Sekolah kesulitan mencetak materi ajar.

PLN terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik di Kerinci dan Sungaipenuh agar kejadian serupa tidak terulang kembali.