Gempa Bumi Guncang Seluma, Bengkulu: Analisis BMKG Ungkap Sumber Gempa Bukan Megathrust
Gempa bumi dengan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Seluma, Bengkulu, pada Jumat dini hari, tepatnya pukul 02.52 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera merilis informasi terkait parameter gempa yang diperbarui dari magnitudo awal 6,3.
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa Bengkulu ini dikategorikan sebagai gempa bumi menengah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan yang terjadi di dalam lempeng, atau dikenal sebagai intraslab earthquake. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Titik pusat gempa terletak pada koordinat 4,18 lintang selatan dan 102,07 bujur timur, dengan kedalaman mencapai 84 kilometer. Meskipun gempa cukup kuat, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menanggapi pertanyaan publik mengenai potensi gempa megathrust, Daryono melalui akun media sosial X menegaskan bahwa gempa Bengkulu ini bukan merupakan gempa megathrust. Ia menjelaskan bahwa sumber gempa berada di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah zona megathrust, tepatnya di zona Benioff. Di zona ini, lempeng Indo-Australia mengalami patahan di dalam lempeng itu sendiri, yang kemudian memicu terjadinya intraslab earthquake.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan bahwa gempa intraslab cenderung memiliki guncangan yang lebih kuat karena melibatkan pelepasan energi dari tekanan tektonik yang terakumulasi dalam lempeng. Sifat batuan yang homogen juga menjadi faktor yang memengaruhi kekuatan guncangan.
Karakteristik lain dari gempa intraslab adalah kecenderungan minimnya gempa susulan. Hingga siang hari setelah gempa utama, tidak tercatat adanya aktivitas gempa susulan. Hal ini disebabkan oleh sifat batuan homogen pada lempeng Indo-Australia. Ketika terjadi patahan, energi langsung habis tersalurkan, sehingga tidak memicu serangkaian gempa susulan.