Indonesia dan Tiongkok Pererat Kemitraan Strategis: Pertemuan Tingkat Tinggi di Istana Merdeka
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, di Istana Merdeka, Jakarta, menandai babak baru dalam penguatan hubungan bilateral antara kedua negara. Pertemuan tersebut menjadi platform untuk membahas berbagai potensi kerjasama strategis yang komprehensif, melanjutkan momentum positif setelah 75 tahun hubungan diplomatik terjalin.
Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mempererat kemitraan dengan Tiongkok, menekankan bahwa hubungan yang kuat antara kedua negara tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia dan Tiongkok, tetapi juga bagi stabilitas dan kemajuan kawasan Asia dan dunia secara keseluruhan. Pernyataan ini mencerminkan visi bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui kolaborasi yang konstruktif.
PM Li Qiang dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya atas peran Indonesia sebagai mitra strategis yang erat. Beliau menyoroti pentingnya kerjasama di tengah dinamika global yang kompleks, menekankan kesiapan Tiongkok untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mewujudkan visi bersama dan mempererat tradisi persahabatan yang telah lama terjalin. Kunjungan ini menjadi simbol komitmen Tiongkok untuk memperkuat persatuan dan kolaborasi dengan Indonesia.
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok menunjukkan tren positif yang signifikan. Data menunjukkan ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai US$ 62,43 miliar pada tahun 2024. Tiongkok juga menjadi salah satu investor asing terbesar di Indonesia, dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 8,1 miliar pada tahun yang sama. Investasi ini tersebar di berbagai sektor, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kedua negara juga telah memperpanjang Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai 400 miliar Yuan atau setara dengan Rp 891 triliun. Langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing lainnya, dan memperkuat stabilitas keuangan regional.
Selain itu, terdapat delapan proyek potensial business-to-business (B2B) senilai Rp 163 triliun yang sedang dijajaki, dengan proyeksi penciptaan lebih dari 25.000 lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Salah satu inisiatif utama adalah Two Countries Twin Park (TCTP) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang Industropolis, dengan nilai investasi mencapai Rp 60 triliun. Proyek ini diharapkan dapat menarik investasi lebih lanjut dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, pertemuan antara Presiden Prabowo dan PM Li Qiang mencerminkan komitmen kuat kedua negara untuk mempererat kemitraan strategis. Kerjasama yang semakin erat di berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga politik, diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia, Tiongkok, dan kawasan sekitarnya.
Daftar Inisiatif Kerjasama
- Perpanjangan BCSA: Memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral.
- Proyek B2B: Mengembangkan delapan proyek potensial senilai Rp 163 triliun.
- TCTP di KEK Batang Industropolis: Inisiatif investasi senilai Rp 60 triliun.