Investasi China Mengarah ke Hilirisasi, Manufaktur, dan Sektor Energi Indonesia
Indonesia menjadi tujuan utama investasi dari Tiongkok, dengan tiga sektor strategis yang paling diminati. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, mengungkapkan bahwa sektor pengolahan atau smelter hilirisasi menjadi prioritas utama bagi investor asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Sektor hilirisasi, khususnya yang sukses di komoditas nikel, menjadi daya tarik utama. Hampir 80 hingga 90 persen pemain di sektor ini berasal dari China," kata Todotua. Pernyataan ini disampaikan setelah menghadiri Global Business Summit di Jakarta.
Selain hilirisasi, industri manufaktur juga menjadi incaran investasi. Dengan populasi mendekati 1,5 miliar jiwa, China memiliki kebutuhan besar akan produk manufaktur. Hal ini membuka peluang bagi pengembangan industri serupa di Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar yang besar. Industri ini mencakup berbagai sektor, mulai dari alas kaki hingga pakaian, yang melihat potensi pasar yang signifikan di Indonesia.
Sektor energi juga tak luput dari perhatian investor China. Meski masih bergantung pada batu bara, China mulai beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan. Todotua Pasaribu menekankan bahwa transisi energi hijau yang telah dilakukan China sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Dengan kata lain, investasi di sektor energi terbarukan menjadi fokus utama.
Kunjungan Premier China, Li Qiang, ke Indonesia baru-baru ini, yang didampingi oleh 60 pengusaha, semakin memperkuat indikasi minat investasi yang tinggi. Sebelumnya, kedua negara telah menyepakati investasi senilai 10 miliar dollar AS, yang saat ini memasuki tahap implementasi. Kunjungan ini diharapkan dapat mempercepat realisasi investasi dan membuka peluang baru bagi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China.
Secara keseluruhan, investasi China di Indonesia difokuskan pada sektor-sektor yang strategis dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Hilirisasi, manufaktur, dan energi menjadi tiga pilar utama yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.