Gili Ketapang Semarak Lepas Calon Haji dengan Tradisi Ngater Kajien
Lautan manusia memadati Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, menciptakan suasana semarak dan haru. Suara musik dari pengeras suara kapal berbaur dengan riuh rendah sorak sorai pengantar jamaah haji, menandai dimulainya tradisi unik "Ngater Kajien".
Tradisi ini merupakan cara khas warga Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, dalam menyambut musim haji. Lebih dari sekadar perpisahan, Ngater Kajien menjadi sebuah pesta laut yang penuh warna dan makna. Setiap tahun, warga pulau ini mempersiapkan puluhan kapal hias untuk mengantarkan para calon tamu Allah ke tempat pemberangkatan.
Setiap kapal membawa satu calon haji, dikawal oleh sekitar seratus hingga seratus lima puluh sanak saudara dan tetangga. Mereka datang dengan semangat tinggi dan harapan agar dapat mengikuti jejak para jamaah ke Tanah Suci di tahun-tahun mendatang. Kapal-kapal tersebut didekorasi secara khusus sehari sebelum keberangkatan, dihiasi dengan cat warna-warni, pernak-pernik, dan dilengkapi dengan sistem suara.
Tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun ini berakhir di lokasi pemberangkatan haji, yang berada di kawasan wisata religi Miniatur Ka'bah, Kabupaten Probolinggo. Menurut Taufik Hidayat, seorang calon haji asal Gili Ketapang yang berangkat bersama istri dan anaknya melalui KBIH Haramain, rombongannya terdiri dari sekitar 200 orang yang menggunakan tiga kapal.
"Persiapan dimulai sejak pukul 7 pagi, dengan lima rombongan dari KBIH Haramain. Kami bertiga, saya, istri, dan anak, berangkat haji. Warga yang ikut mengantar sekitar 200 orang dengan tiga kapal. Ini sudah menjadi tradisi warga Gili Ketapang setiap musim haji. Kami menabung sejak tahun 2012 untuk keberangkatan bertiga," ujar Taufik.
Mohammad, seorang warga yang turut mengantar, menambahkan bahwa tradisi Ngater Kajien telah berlangsung lama dan menjadi simbol doa serta harapan agar warga yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji dapat segera menyusul. "Sudah menjadi kebiasaan saat ada pemberangkatan calon haji di Gili Ketapang. Semoga para jamaah haji diberikan kesehatan dalam melaksanakan ibadah, dan yang mengantar juga diberi kesempatan untuk naik haji. Biasanya pengiring bisa mencapai dua bus, atau satu bus ditambah satu elf. Yang penting sampai lokasi sebelum waktu dzuhur," katanya.
Data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa total calon haji dari wilayah ini pada tahun ini mencapai 893 orang, yang tergabung dalam Kloter 83, 84, dan 85 Embarkasi Juanda Surabaya.