Waspadai Jerawat Abnormal: Dokter Harvard Kaitkan dengan Potensi Kanker Kulit

Kewaspadaan Terhadap Jerawat Abnormal Sebagai Indikator Potensi Kanker Kulit

Seorang dokter kulit lulusan Harvard, dr. Daniel Sugai, baru-baru ini menyampaikan informasi penting mengenai ciri-ciri jerawat yang tidak biasa dan berpotensi menjadi indikasi awal kanker kulit. Menurutnya, kondisi ini seringkali disalahartikan oleh pasien sebagai masalah kulit biasa yang disebabkan oleh perubahan hormonal atau faktor lainnya.

Dr. Sugai menjelaskan bahwa jerawat yang berulang kali berdarah dan membentuk koreng memerlukan perhatian khusus. Gejala ini, meskipun tampak sepele, bisa menjadi tanda basal cell carcinoma (BCC), salah satu jenis kanker kulit yang umum. BCC tidak selalu menampilkan gejala yang jelas pada awalnya, sehingga seringkali diabaikan.

Gejala awal BCC dapat bervariasi, termasuk:

  • Luka kecil yang sulit sembuh
  • Benjolan kecil pada kulit
  • Bercak kulit yang datar dan bersisik

"Seringkali pasien datang dengan keluhan seperti, 'Setiap kali saya mencuci muka, ada satu titik yang terus berdarah'," ungkap dr. Sugai. "Titik tersebut terus mengalami siklus berdarah dan mengeras, membentuk koreng yang tidak kunjung hilang."

Pentingnya Pemeriksaan Medis Dini

Apabila Anda mengalami jerawat dengan ciri-ciri tersebut yang tidak hilang dalam waktu empat minggu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan apakah jerawat tersebut terkait dengan kanker kulit atau kondisi medis lainnya.

Perlu diingat bahwa jerawat biasa umumnya akan sembuh dalam waktu satu minggu, sedangkan benjolan kanker kulit tidak akan sembuh dengan sendirinya. Pada pasien dengan kulit berwarna, BCC seringkali berpigmen dan berwarna gelap dengan sedikit kemerahan. Seiring waktu, benjolan tersebut akan menjadi lebih mudah berdarah.

Deteksi Dini dengan Dermoskopi

Pemeriksaan dermoskopi dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda kanker kulit sekecil apapun. Alat ini memungkinkan dokter untuk melihat lapisan kulit lebih dalam dan mendeteksi perubahan yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang.

Pentingnya Perlindungan Kulit dari Sinar Matahari

Selain deteksi dini, dr. Sugai juga menekankan pentingnya penggunaan sunscreen secara rutin untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari. Menurutnya, 20 tahun pertama kehidupan merupakan periode krusial dalam melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang berlebihan. Sunburn atau kulit terbakar matahari dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.

"Tidak ada kata terlambat untuk mulai menggunakan sunscreen," tegasnya. "Teruslah melindungi kulit Anda, karena kita tidak ingin kulit kita dipenuhi dengan mutasi DNA akibat paparan sinar matahari."