Indonesia dan China Pererat Kemitraan Ekonomi: Fokus pada Digitalisasi dan Pengembangan Industri
markdown Jakarta, Indonesia – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China, Li Qiang, bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Minggu (25/4/2025) untuk membahas penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan China. Pertemuan ini menghasilkan serangkaian inisiatif strategis yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kerja sama di berbagai sektor kunci.
Fokus utama dalam diskusi tersebut adalah peningkatan kemitraan di sektor digital dan industri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kedua negara telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperluas kolaborasi ekonomi. Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah perpanjangan program "Two Countries Twin Park", sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menghubungkan kawasan industri di kedua negara.
Program "Two Countries Twin Park" akan mencakup tiga kawasan industri utama:
- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang
- Kawasan Industri Bintan
- Kawasan Industri di Provinsi Fujian, China
Inisiatif ini diharapkan dapat menarik investasi signifikan ke Indonesia dan memperkuat rantai pasokan antara kedua negara. Airlangga menyatakan bahwa pengembangan KEK Batang saja diperkirakan akan menarik investasi lebih dari US$3 miliar dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.
Selain sektor digital dan industri, kedua pemimpin juga membahas potensi kerja sama di sektor ekonomi lainnya. Detail lebih lanjut mengenai sektor-sektor ini masih dalam tahap penjajakan. Pertemuan ini menandai komitmen kuat dari kedua negara untuk memperdalam hubungan ekonomi dan menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan dan kemakmuran bersama.