Gubernur Jabar dan BMKG Kolaborasi Modifikasi Cuaca Cegah Banjir
Gubernur Jabar dan BMKG Kolaborasi Modifikasi Cuaca Cegah Banjir
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah melakukan pertemuan penting dengan perwakilan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk membahas rencana strategis modifikasi cuaca. Langkah kolaboratif ini merupakan upaya proaktif Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengurangi potensi bencana banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di provinsi tersebut. Pertemuan yang berlangsung konstruktif ini menghasilkan kesepakatan untuk melaksanakan program modifikasi cuaca mulai tanggal 11 hingga 20 Maret 2025.
Dalam penjelasannya, perwakilan BMKG, Seto, memaparkan bahwa modifikasi cuaca merupakan teknik intervensi ilmiah yang bertujuan untuk mengelola potensi bahaya cuaca ekstrem dan mengubahnya menjadi sumber daya yang bermanfaat. Teknik ini memanfaatkan pemahaman mendalam tentang dinamika atmosfer untuk mengarahkan curah hujan ke area yang lebih aman dan meminimalisir dampak negatif terhadap permukiman dan infrastruktur. Seto menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga dan pemerintah daerah dalam upaya mitigasi bencana berbasis sains.
Dedi Mulyadi, dalam kesempatan tersebut, juga menyoroti permasalahan tata kelola lahan di Jawa Barat, khususnya di daerah aliran sungai dan pegunungan. Ia menyinggung isu kepemilikan lahan yang telah bersertifikat, mengajukan pertanyaan retoris yang menyindir praktik sertifikasi lahan yang mungkin mengabaikan aspek lingkungan. Pertanyaan tersebut bernada satire, "Kira-kira awan sudah bersertifikat?", menunjukkan keprihatinannya terhadap potensi konflik dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Berdasarkan hasil kajian BMKG, beberapa wilayah di Jawa Barat berpotensi mengalami hujan lebat dalam periode tersebut, antara lain Sukabumi, Bogor, dan Kuningan. Untuk meminimalisir dampak negatif, program modifikasi cuaca akan fokus pada pengalihan arah hujan ke lokasi yang lebih aman, seperti yang tertuang dalam rencana berikut:
- Bandung: Hujan akan diarahkan ke Waduk Jatiluhur.
- Sukabumi: Hujan akan diarahkan ke Laut Selatan.
- Kuningan: Hujan akan diarahkan ke Laut Utara.
Program modifikasi cuaca ini merupakan hasil kerjasama strategis antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan BMKG. Dedi Mulyadi menyampaikan harapannya agar program ini dapat secara efektif mengurangi risiko bencana banjir dan melindungi masyarakat Jawa Barat dari dampak negatif cuaca ekstrem. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menerapkan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan masyarakat.
Keberhasilan program ini akan bergantung pada koordinasi yang baik antara BMKG dan pemerintah daerah, serta pemantauan yang ketat terhadap kondisi cuaca dan dampak dari modifikasi cuaca. Evaluasi berkala juga akan menjadi kunci penting untuk mengoptimalkan strategi dan memastikan keberlanjutan program ini dalam rangka mitigasi bencana di masa mendatang.