Mengenal Moyamoya: Kelainan Pembuluh Darah Otak Pemicu Stroke pada Usia Muda

Ancaman Tersembunyi: Penyakit Moyamoya dan Risiko Stroke di Usia Produktif

Penyakit moyamoya, sebuah kelainan pembuluh darah otak yang jarang diketahui, menjadi perhatian serius karena potensinya menyebabkan stroke pada individu berusia muda. Berbeda dengan faktor risiko stroke konvensional seperti hipertensi atau diabetes, moyamoya merupakan kondisi bawaan yang memengaruhi struktur pembuluh darah otak sejak lahir.

Karakteristik utama penyakit ini adalah penyempitan pembuluh darah besar di otak. Sebagai kompensasi, tubuh membentuk pembuluh darah kecil baru dalam jumlah banyak. Pembuluh darah baru ini, yang terlihat seperti kepulan asap pada pencitraan radiologi, menjadi ciri khas moyamoya, sesuai dengan namanya yang berasal dari bahasa Jepang.

Mekanisme Terjadinya Stroke pada Pasien Moyamoya

Pembuluh darah kecil yang terbentuk sebagai kompensasi cenderung rapuh dan mudah pecah. Kerentanan ini meningkatkan risiko terjadinya stroke pada penderita moyamoya. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan brain check up, termasuk MRI atau CT angio, sangat penting untuk mengidentifikasi kelainan pembuluh darah dan mencegah potensi stroke.

Jika terdeteksi adanya kelainan, tindakan intervensi seperti bypass otak dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah dan mengurangi risiko stroke.

Peningkatan Kasus dan Layanan di Indonesia

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Mahar Mardjono Jakarta, telah membuka pusat layanan khusus untuk penyakit moyamoya. Sejak dibuka, RS PON telah menangani puluhan pasien moyamoya, menunjukkan bahwa penyakit ini mungkin tidak selangka yang diperkirakan sebelumnya. Kebanyakan pasien yang ditangani berusia antara 30 hingga 40 tahun, tetapi ada juga kasus pada anak-anak.

RS PON kini memiliki pusat moyamoya dan penyakit serebrovaskular kompleks, yang didukung oleh tim dokter multidisiplin dan sistem pelayanan terpadu.

Peningkatan Keterampilan Bedah Saraf untuk Penanganan Moyamoya

Operasi bypass otak untuk penyakit moyamoya membutuhkan keterampilan bedah saraf khusus karena ukuran pembuluh darah yang sangat kecil. Keahlian ini tidak hanya melibatkan alat, tetapi juga cara berpikir dan mentalitas yang tenang dan stabil, terutama pada pasien anak-anak.

Untuk meningkatkan kemampuan dokter bedah saraf di Indonesia, RS PON Prof. Mahar Mardjono mengadakan workshop bypass pembuluh darah otak dan penanganan kasus kompleks bedah saraf dengan bimbingan ahli bedah bypass otak dari Jepang, Prof. Rokuya Tanikawa. Pelatihan ini diikuti oleh hampir 100 dokter bedah dan bedah saraf dari seluruh Indonesia.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah rumah sakit yang mampu melakukan bypass otak untuk penyakit moyamoya, sehingga meningkatkan akses pengobatan bagi pasien di seluruh Indonesia.

Deteksi Dini dan Penanganan yang Tepat

Deteksi dini penyakit moyamoya sangat penting untuk mencegah terjadinya stroke dan komplikasi lainnya. Melalui pemeriksaan brain check up dan penanganan yang tepat, risiko stroke dapat dikurangi secara signifikan. Pengembangan pusat layanan khusus dan peningkatan keterampilan bedah saraf adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien moyamoya di Indonesia.

  • MRI
  • CT angio
  • Bypass Otak
  • RS PON