Lansia di Kulon Progo Berjuang Memulihkan Air Terjun Kembang Soka Pasca Longsor

Di tengah reruntuhan dan kerusakan yang melanda Air Terjun Kembang Soka, Kulon Progo, sepasang suami istri lanjut usia, Giyanto (65) dan Kemi (60), tanpa lelah berjuang memulihkan keindahan alam yang tergerus longsor. Pemandangan ini menjadi simbol ketabahan dan harapan di tengah musibah.

Longsor yang terjadi dua pekan lalu, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, telah mengubah wajah Kembang Soka. Material longsor menimbun kolam alami, yang sebelumnya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk berenang dan menyelam. Tebing setinggi puluhan meter terkikis, dan tanah di sekitar warung milik Giyanto pun ambles.

Giyanto dan Kemi, dengan peralatan seadanya, setiap hari bahu membahu memindahkan bongkahan batu dan material longsor lainnya. Mereka menyusun kembali batu-batu di tepian kolam, berupaya mengembalikan fungsi kolam alami seperti sediakala. Pekerjaan ini tentu tidak mudah, apalagi di usia senja mereka. Namun, semangat mereka tak pernah padam.

"Rekoso, kesel (susah, capek), Mas," ujar Giyanto, menggambarkan perjuangan mereka memulihkan Kembang Soka.

Kerusakan ini sangat memukul pasangan lansia ini. Lahan yang terdampak longsor merupakan bagian dari tanah milik mereka, seluas sekitar 4.000 meter persegi, yang menjadi bagian dari area wisata Kembang Soka. Dulu, kawasan ini menjadi sumber penghidupan bagi mereka dan warga sekitar.

Beruntung, tanggul kolam masih bertahan, jembatan kayu tidak rusak, dan pintu air masih berfungsi. Giyanto, Kemi, dan ketiga anak mereka bergotong royong setiap hari untuk mencegah longsor susulan yang bisa mengancam warung mereka.

Kemi mengenang masa kejayaan Kembang Soka, di mana ia dan warga lainnya mendapatkan keuntungan dari sistem bagi hasil yang diterima dua kali dalam setahun. Warung miliknya pun ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati camilan, minuman, dan makanan ringan. Selain itu, keluarga mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari penyediaan toilet dan kamar bilas.

Saat ini, kawasan wisata masih dalam proses pemulihan. Tangga semen tampak berlumut dan licin, batu dan pasir masih berserakan di mana-mana, dan kolam belum kembali seperti semula. Giyanto dan Kemi berharap Air Terjun Kembang Soka dapat segera beroperasi kembali, terutama menjelang libur panjang Idul Adha. Mereka bertekad untuk terus memperbaiki kolam, karena wisata ini merupakan sumber utama penghidupan mereka dan warga sekitar.

Air Terjun Kembang Soka, yang dulunya dikenal sebagai hidden gem di lembah Sungai Bukit Menoreh, menawarkan panorama alam yang memukau. Air terjun ini memiliki beberapa sumber mata air yang tidak pernah surut, bahkan saat musim kemarau. Wisatawan datang untuk menikmati keindahan alam dan melepas penat.

Giyanto dan Kemi berharap, dengan kerja keras dan gotong royong, Kembang Soka dapat kembali bersinar dan menjadi kebanggaan bagi Kulon Progo. Perjuangan mereka adalah cermin semangat pantang menyerah dan kecintaan terhadap alam.

Daftar Kerusakan Akibat Longsor:

  • Kolam alami tertimbun batu dan pasir
  • Tebing setinggi 50 meter terkikis
  • Tanah di depan warung ambles sedalam tiga meter
  • Akses tangga semen berlumut dan licin

Upaya Pemulihan:

  • Pembersihan material longsor secara manual
  • Penyusunan kembali batu di tepian kolam
  • Pencegahan longsor susulan dengan penutupan lubang di depan warung