Jagat Satwa Nusantara Gelar Edukasi Kura-kura dalam Rangka Hari Kura-kura Sedunia
Dalam rangka memperingati Hari Kura-kura Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2025, Jagat Satwa Nusantara menggelar acara edukasi bertajuk "Lindungi Tempurung Nusantara". Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi kura-kura, baik sebagai hewan peliharaan maupun bagian dari ekosistem yang perlu dilindungi. Acara yang diselenggarakan di Museum Komodo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini, menghadirkan dokter hewan Yulyana Dewi sebagai narasumber utama.
Dr. Yulyana Dewi menekankan bahwa tidak semua jenis kura-kura dapat dipelihara oleh masyarakat umum. Beberapa spesies, seperti flying river tortoise atau kura-kura moncong babi, hanya diperuntukkan bagi lembaga konservasi dan kebun binatang karena statusnya yang dilindungi dan kebutuhan pemeliharaan yang khusus. Kura-kura moncong babi memerlukan habitat yang luas untuk berenang dan sangat rentan terhadap penyakit kulit jika kualitas air tidak dijaga dengan baik. Oleh karena itu, pemeliharaannya memerlukan keahlian dan fasilitas khusus yang umumnya tidak dimiliki oleh masyarakat awam.
Selain itu, Yulyana juga menyoroti pentingnya etika berinteraksi dengan kura-kura di kebun binatang. Meskipun memiliki tempurung yang keras, kura-kura tetap dapat merasakan sakit jika tempurungnya disentuh atau diketuk dengan kasar. Tempurung kura-kura terhubung dengan sistem peredaran darah dan saraf, sehingga sentuhan yang terlalu kuat atau perlakuan kasar dapat menyebabkan stres dan bahkan cedera pada hewan tersebut. Pengunjung diimbau untuk tidak menjatuhkan atau memegang kura-kura dengan kasar, karena tekanan pada tubuh mereka dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Jagat Satwa Nusantara menyediakan kegiatan edukasi interaktif berupa Turtle Feeding di Zona Testudines, Museum Komodo. Aktivitas ini memungkinkan pengunjung untuk memberi makan kura-kura secara langsung di bawah pengawasan penjaga satwa (animal keeper). Melalui kegiatan ini, diharapkan pengunjung dapat lebih dekat dengan kura-kura dan memahami kebutuhan serta perilaku hewan tersebut.
Kura-kura dan penyu memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Reptil ini berkontribusi dalam menyuburkan terumbu karang, mengendalikan populasi ubur-ubur, dan menyebarkan benih tumbuhan di daratan. Kehilangan kura-kura dan penyu akan berdampak negatif pada keseimbangan alam secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya konservasi kura-kura dan hewan lainnya perlu terus ditingkatkan.
Dalam kesempatan tersebut, Yulyana Dewi juga meluncurkan buku "A-Z Tortoises and Turtles" edisi kedua. Buku ini merupakan panduan komprehensif mengenai kura-kura, mencakup informasi tentang berbagai jenis kura-kura langka, cara pemeliharaan yang benar, serta cara mengatasi gangguan kesehatan dan pengobatannya. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi para pecinta kura-kura dan masyarakat umum yang ingin belajar lebih banyak tentang hewan yang dilindungi ini. Buku ini dijual dengan harga Rp 285.000 selama masa pre-order dan Rp 350.000 untuk harga normal.
Berikut poin penting yang disampaikan:
- Pentingnya konservasi kura-kura.
- Tidak semua jenis kura-kura bisa dipelihara masyarakat umum.
- Etika berinteraksi dengan kura-kura di kebun binatang.
- Peran kura-kura dalam ekosistem.
- Peluncuran buku "A-Z Tortoises and Turtles".