Era Koin Penny Berakhir: AS Hentikan Produksi Akibat Biaya yang Membengkak

Amerika Serikat secara resmi mengakhiri produksi koin penny, sebuah keputusan monumental yang menandai berakhirnya era koin yang telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya Amerika selama lebih dari dua abad. Departemen Keuangan AS mengkonfirmasi bahwa penghentian produksi ini didorong oleh biaya produksi yang terus meningkat dan efisiensi ekonomi.

Keputusan untuk menghentikan produksi penny telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun. Kritikus berpendapat bahwa biaya produksi koin satu sen jauh melebihi nilainya, menjadikannya pemborosan sumber daya yang tidak efisien. Sebaliknya, pendukung mempertahankan bahwa penny memiliki nilai sentimental dan praktis, membantu menjaga harga tetap stabil dan memfasilitasi kegiatan amal.

Menurut data dari Departemen Keuangan AS, biaya produksi satu koin penny telah melonjak secara signifikan dalam dekade terakhir. Pada tahun 2025, biaya produksi telah mencapai 3,69 sen per koin, jauh di atas nilai nominalnya yaitu 1 sen. Hal ini berarti bahwa pemerintah AS kehilangan uang untuk setiap penny yang diproduksi.

Presiden Donald Trump sebelumnya telah menyampaikan keprihatinannya tentang biaya produksi penny. Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan Scott Bessent, Trump secara terbuka mempertanyakan manfaat ekonomi dari terus memproduksi koin yang ia sebut sebagai "pemborosan".

US Mint telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan terus memproduksi penny selama persediaan bahan baku masih tersedia. Namun, setelah persediaan habis, tidak akan ada lagi produksi penny baru. Departemen Keuangan memperkirakan bahwa penghentian produksi penny akan menghasilkan penghematan langsung sekitar 56 juta dollar AS per tahun.

Amerika Serikat bukan satu-satunya negara yang menghentikan produksi koin bernilai rendah. Kanada menghentikan produksi koin satu sen pada tahun 2012, dengan alasan biaya produksi dan daya beli yang menurun. Inggris juga berhenti mencetak koin baru pada tahun 2024, setelah para pejabat memutuskan bahwa jumlah koin yang beredar sudah mencukupi.

Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada keputusan untuk menghentikan produksi penny:

  • Biaya Produksi yang Tinggi: Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan energi yang diperlukan untuk memproduksi penny terus meningkat.
  • Nilai Beli yang Rendah: Daya beli penny telah menurun secara signifikan selama bertahun-tahun, sehingga kurang berguna dalam transaksi sehari-hari.
  • Efisiensi Ekonomi: Menghentikan produksi penny akan menghemat uang pembayar pajak dan mengurangi dampak lingkungan.
  • Perubahan Kebiasaan Konsumen: Semakin banyak orang yang menggunakan metode pembayaran elektronik, seperti kartu kredit dan debit, sehingga mengurangi kebutuhan akan uang tunai.

Penghentian produksi penny menandai perubahan signifikan dalam sejarah mata uang Amerika. Meskipun penny mungkin tidak lagi beredar, warisan dan signifikansinya akan tetap diingat oleh generasi mendatang.