Gus Ipul Dukung Penuh Program Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin di Jawa Timur

Gus Ipul Dukung Penuh Program Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin di Jawa Timur

Dalam sebuah rapat koordinasi yang dihadiri oleh para kepala daerah se-Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (9/3), Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap program Sekolah Rakyat. Program ini diinisiasi untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang masuk dalam 10 persen terbawah (desil 1) Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Gus Ipul menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyukseskan program ambisius ini, yang bertujuan untuk menciptakan generasi emas Indonesia di tahun 2045.

Gus Ipul menyampaikan harapannya agar seluruh kepala daerah di Jawa Timur dapat berpartisipasi aktif dalam menyediakan infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan. Targetnya, minimal satu Sekolah Rakyat di setiap kabupaten/kota dan dua di tingkat provinsi. Ia menjelaskan bahwa Kementerian Sosial telah menyiapkan 31 sentra dan 6 balai yang siap difungsikan sebagai lokasi Sekolah Rakyat, dengan total 40 lokasi yang telah siap operasional. Lebih lanjut, Gus Ipul memastikan bahwa tenaga pengajar telah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sementara kurikulum Sekolah Rakyat sedang dalam tahap penyempurnaan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Sistem boarding school atau asrama akan diadopsi untuk menunjang efektivitas program dan pembentukan karakter siswa.

Dukungan penuh juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas guna menunjang keberhasilan program Sekolah Rakyat. Khofifah mengindikasikan perlunya koordinasi yang intensif antara dinas sosial dan pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk memastikan terukur dan terlaksananya program ini secara efektif. Ia menekankan pentingnya memastikan kualitas pendidikan yang diberikan agar dapat mencetak generasi emas Indonesia 2045 yang mampu bersaing di kancah global.

Sementara itu, M. Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 sekaligus Tim Formatur Sekolah Rakyat, menjelaskan filosofi di balik nama 'Sekolah Rakyat'. Ia menegaskan bahwa nama tersebut bukanlah untuk merendahkan, melainkan untuk menanamkan rasa percaya diri dan tekad maju pada anak-anak kurang mampu. Sistem boarding school dipilih karena diyakini dapat mengatasi permasalahan inferiority complex atau rasa rendah diri yang sering dialami anak-anak dari keluarga miskin, serta membentuk karakter yang kuat. M. Nuh juga menekankan pentingnya momentum saat ini untuk segera menjalankan program Sekolah Rakyat agar tidak semakin terlambat dalam menciptakan generasi emas Indonesia 2045.

Program Sekolah Rakyat ini direncanakan untuk jangka panjang, mencakup pendidikan dasar hingga perguruan tinggi (selama 16 tahun), dengan harapan para lulusannya akan menjadi generasi yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan masa depan. Kolaborasi erat antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan mampu mewujudkan Sekolah Rakyat sebagai solusi nyata untuk mengatasi kesenjangan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak miskin dan mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.