Harimau Sumatera di Jambi Alami Cacat Permanen Akibat Jerat, Kemampuan Berburu Terancam

Nasib malang menimpa seekor Harimau Sumatera jantan berusia sekitar lima tahun di Kabupaten Tebo, Jambi. Satwa dilindungi ini mengalami luka parah pada kaki kirinya akibat terjerat sling baja di kawasan hutan rakyat. Kondisi ini diperkirakan akan menyulitkan harimau tersebut untuk berburu di alam liar.

Saat ini, harimau tersebut tengah menjalani perawatan intensif di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Jambi. Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho, menjelaskan bahwa luka pada kaki harimau sangat serius akibat jeratan sling. Tim dokter hewan telah melakukan operasi pada 17 Mei 2025 untuk membersihkan luka, mengambil sampel darah, feses, swab, dan DNA, serta mengukur berat badan harimau. Selain itu, harimau juga diberikan antibiotik, antiinflamasi, dan cairan elektrolit.

Hasil operasi menunjukkan bahwa jaringan kaki kiri depan harimau telah mengalami nekrosa berat, beberapa tendon putus, dan beberapa tulang di jari sudah tidak berfungsi lagi. Mengingat tingkat kerusakan yang parah, tim medis akan berkonsultasi dengan dokter ahli ortopedi untuk menentukan langkah penanganan medis selanjutnya. Meski demikian, kondisi umum harimau saat ini masih cukup baik dan tim terus berupaya memantau kesehatannya.

Dokter spesialis hewan dari BKSDA Jambi, Zulmanudin, mengungkapkan bahwa kerusakan pada kaki harimau sangat serius dan membutuhkan waktu pemulihan setidaknya enam bulan. Jari-jari kaki kiri bagian depan harimau bahkan sudah tidak ada. Tim medis berencana memasang gips pada kaki harimau dan melakukan perawatan berkala untuk mempercepat proses penyembuhan.

Meski cacat permanen, ada harapan harimau ini dapat bertahan hidup di alam liar. Zulmanudin mencontohkan beberapa kasus harimau cacat yang berhasil bertahan hidup berdasarkan rekaman kamera trap. Namun, harimau jantan memiliki tantangan tersendiri dalam mempertahankan wilayah dan mencari mangsa.

Balai KSDA Jambi terus berupaya memulihkan kondisi harimau Sumatera ini agar dapat dikembalikan ke habitat aslinya. Namun, kemampuan berburu harimau yang terganggu akibat cacat permanen pada kakinya menjadi perhatian utama dalam proses rehabilitasi. Pemantauan intensif dan penanganan medis yang tepat akan terus dilakukan untuk memberikan kesempatan terbaik bagi harimau ini untuk bertahan hidup di alam liar.