Festival Musik Internasional: Peluang Emas Pariwisata Indonesia yang Belum Optimal
Indonesia berpotensi besar dalam mengembangkan music tourism, namun masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Bangkok. Padahal, dampak positif dari konser dan festival musik sangat signifikan terhadap perekonomian dan citra negara.
Konser musik berskala internasional di Indonesia terus bermunculan, menarik perhatian musisi-musisi dunia. Bruno Mars dan Coldplay adalah beberapa contoh musisi yang pernah tampil di Indonesia. Sayangnya, frekuensi konser internasional di Indonesia masih jauh di bawah Singapura. Perbandingan jumlah konser Coldplay di Jakarta dan Singapura pada tahun 2024 adalah 1 berbanding 6. Bahkan, Taylor Swift sama sekali tidak menggelar konser di Indonesia, sementara di Singapura tampil sebanyak 6 kali.
Kesenjangan ini mendorong Kementerian Maritim dan Investasi serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mengevaluasi berbagai aspek terkait penyelenggaraan konser, termasuk perizinan, transparansi harga tiket, pengamanan, dan sertifikasi pekerja event. Namun, setelah pergantian pemerintahan, upaya tersebut belum terlihat kelanjutannya.
Bahkan, konser DAY6 bertajuk "Forever Young" di Jakarta pada 3 Mei 2025 lalu diwarnai kekacauan akibat perubahan lokasi yang mendadak, cuaca ekstrem, dan manajemen acara yang buruk. Para penggemar terpaksa menunggu berjam-jam di tengah hujan deras dan angin kencang tanpa perlindungan yang memadai. Akibatnya, tenda-tenda roboh dan konser mengalami penundaan. JYP Entertainment dan promotor Mecimapro telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, Indonesia tetap menjadi tujuan bagi sejumlah musisi mancanegara. Festival musik Hammersonic 2025 akan digelar di beberapa kota, termasuk Bandung, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Solo. Selain itu, ada pula event "The Convention" di Bali United Studio, Jakarta.
CEO Ravel Entertainment, Emmanulle Ravelius Donald Junardy, menyatakan bahwa Hammersonic menargetkan diri sebagai festival kelas dunia yang mampu menarik penonton dari luar negeri. Musik rock dan metal memiliki komunitas global yang solid, sehingga Indonesia berpeluang menjadi destinasi utama bagi penggemar genre ini. Junardy menambahkan bahwa musik adalah bahasa universal dan festival internasional dapat menjadi magnet bagi turis asing. Mereka tidak hanya datang untuk menikmati musik, tetapi juga merasakan budaya Indonesia secara keseluruhan.
Penelitian dari Universitas Indonesia tahun 2022 menunjukkan bahwa pariwisata musik memiliki potensi besar dalam menciptakan citra kota dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Festival musik dapat menjadi daya tarik wisata yang kuat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Opini dari Universitas Airlangga juga menekankan bahwa konser musik internasional dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan, dan mendorong pembangunan infrastruktur pariwisata. Konser dari musisi Indonesia juga memberikan dampak positif, namun konser internasional secara teratur dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam jangka panjang.
Untuk mengoptimalkan potensi music tourism, Indonesia perlu berbenah diri dalam berbagai aspek, mulai dari perizinan yang efisien hingga manajemen acara yang profesional. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi destinasi konser dan festival musik yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.