Danantara Intensifkan Kemitraan dengan Tiongkok, Umumkan Kolaborasi Strategis dalam Waktu Dekat
Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) mengisyaratkan akan segera mengumumkan kemitraan strategis terbaru dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menyampaikan bahwa pengumuman resmi akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
"Pengumuman akan dilakukan minggu depan. Sepertinya dalam beberapa hari ke depan akan ada pengumuman. Ditunggu saja," ungkap Pandu kepada awak media di sela-sela kunjungan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta.
Pandu belum bersedia memberikan rincian lebih lanjut mengenai bentuk kerja sama yang akan dijalin dengan Tiongkok. Ia hanya memberikan indikasi bahwa pengumuman akan dilakukan secara bertahap, dengan maksud untuk menjaga antusiasme publik dan pelaku pasar.
"Biar tidak semuanya diungkapkan sekaligus, nanti terlalu cepat. Kerja sama akan kami umumkan satu per satu," tambahnya.
Selain itu, Pandu juga mengungkapkan ketertarikan sejumlah investor asal Tiongkok untuk berinvestasi di sektor kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Setidaknya, empat perusahaan Tiongkok terkemuka menunjukkan minat serius untuk mendirikan pabrik dan berkontribusi dalam pengembangan ekosistem rantai pasok kendaraan listrik di tanah air.
"Banyak sekali (yang berminat), tapi yang terdepan mungkin ada empat perusahaan. Saya belum bisa menyebutkan nama-namanya," jelas Pandu.
Menurut Pandu, fokus utama ketertarikan investor Tiongkok meliputi berbagai aspek dalam industri EV, termasuk:
- Pengembangan baterai listrik
- Produksi kendaraan listrik
- Pembangunan pusat data
- Investasi strategis
- Layanan konsumen
"Dari sisi baterai, kendaraan listrik, mereka tertarik. Dari sisi pusat data juga sangat tertarik. Dari sisi investasi dan layanan konsumen pun demikian. Kita lihat saja nanti satu per satu," lanjutnya.
Pandu menekankan bahwa para investor Tiongkok tersebut sangat antusias untuk menjalin kemitraan dengan Danantara dalam merealisasikan rencana investasi mereka di Indonesia.
Indonesia, kata Pandu, berharap bahwa kehadiran perusahaan-perusahaan Tiongkok ini akan mendorong transfer teknologi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal melalui pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri.
"Kita saat ini berada di tahap awal, membangun pengetahuan, membangun mobil, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Saat ini, Tiongkok sangat maju, sehingga kita bisa belajar langsung dari mereka. Namun, Insya Allah, di masa depan kita juga bisa menjadi salah satu pemimpin di sektor ini," pungkas Pandu.