Tragedi Keluarga di Ciracas: Dugaan Eksploitasi Anak Berujung pada Penemuan Kondisi Kesehatan Mental Orang Tua

Sebuah peristiwa memilukan terjadi di kawasan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, yang bermula dari adegan seorang wanita menangis di pinggir jalan. Kejadian ini, yang terekam dan diunggah oleh akun Instagram @ciracasinfo, memicu keprihatinan warga dan mengungkap dugaan permasalahan kompleks dalam sebuah keluarga.

Awalnya, perhatian tertuju pada seorang wanita yang tampak histeris usai terlibat pertengkaran dengan suaminya. Sang suami, dengan tenang menggendong bayi sambil merokok, seolah tak menghiraukan teguran warga yang berusaha menenangkan situasi. Kecurigaan awal mengarah pada dugaan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan eksploitasi ekonomi, dengan tudingan bahwa sang suami memaksa istrinya untuk mengemis.

Warga sekitar mencoba menenangkan wanita tersebut dan memisahkan ia dari suaminya. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada pihak berwajib untuk penanganan lebih lanjut.

Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta yang lebih kompleks. Setelah dilakukan pemeriksaan dan menggali informasi dari pihak keluarga, terungkap bahwa pria berinisial AG, suami dari wanita tersebut, diduga mengalami gangguan kejiwaan. Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, mengkonfirmasi informasi ini pada hari Minggu (25/5/2025).

Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui Dinas Sosial segera mengambil tindakan. Rencananya, AG akan dibawa ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit untuk pemeriksaan dan penanganan medis lebih lanjut. "Hasil koordinasi dengan Kadis Sosial, dari dinas akan segera kita bawa ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit untuk kontrol, karena terindikasi sedikit gangguan kejiwaan,” ujar Munjirin.

Tak hanya sang suami, ternyata sang istri juga diduga mengalami masalah kesehatan mental serupa. "Ternyata suami dan istri terindikasi mengalami gangguan jiwa (ODGJ), saat ini keduanya dirujuk ke Rumah Sakit Duren Sawit," kata Munjirin.

Dengan kondisi kedua orang tua yang diduga mengalami gangguan kejiwaan, nasib kedua anak mereka menjadi perhatian utama. Pemerintah Kota Jakarta Timur memutuskan untuk menitipkan kedua anak tersebut ke panti asuhan. Langkah ini diambil untuk memastikan kenyamanan dan kesejahteraan anak-anak tersebut. Selain itu, bantuan berupa paket sembako juga diberikan kepada keluarga tersebut.

Kasus ini menjadi pengingat akan kompleksitas permasalahan sosial dan pentingnya penanganan yang komprehensif. Dukungan tidak hanya dibutuhkan bagi korban dugaan KDRT atau eksploitasi, tetapi juga bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Lebih jauh lagi, perlindungan anak-anak yang menjadi korban dari situasi keluarga yang tidak stabil harus menjadi prioritas utama.