Selat Malaka Rawan: Indonesia dalam Pusaran Perdagangan Narkoba Internasional
Selat Malaka: Jalur Krusial dalam Perdagangan Narkoba Global
Kawasan Golden Triangle, yang meliputi sebagian wilayah Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australia, terus menjadi pusat produksi narkoba. Myanmar, dengan konflik internal yang berkepanjangan, menjadi salah satu negara utama penghasil narkotika, terutama sabu. Dalam satu dekade terakhir, sabu seringkali ditemukan dikemas dalam bungkusan teh China, yang menurut UNODC, merupakan ciri khas produksi dari wilayah Golden Triangle.
Indonesia berada dalam posisi strategis, menjadi target pasar dan jalur penyelundupan narkoba ke negara lain. Perairan Indonesia, khususnya Selat Malaka, merupakan jalur utama penyelundupan narkoba dari Laut Andaman menuju Indonesia, Filipina, Australia, dan negara-negara lainnya. Di lautan luas ini, transaksi ship to ship sering terjadi sebelum narkoba masuk ke daratan dalam jumlah besar.
Penegakan Hukum dan Sinergi Antar Lembaga
Selat Malaka, sebagai bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1, adalah jalur laut internasional tersibuk di Indonesia. Jalur perdagangan Asia-Eropa ini menjadi jalur favorit bagi penyelundupan narkoba. Pada tahun 2025, penegak hukum Indonesia berhasil menyita hampir 4 ton narkoba dari dua operasi penegakan hukum. Narkoba tersebut dikemas dengan kemasan yang mengindikasikan berasal dari Golden Triangle, dan kapal-kapal yang membawa narkoba tersebut diketahui melakukan perjalanan ke perairan Andaman.
Kasus ini mengingatkan pada kejadian serupa di tahun 2018, di mana penegak hukum Indonesia menyita sekitar 2,6 ton narkoba dari kapal MV Min Lian Yu Yun 61870 dan Kapal Sunrise Glory. Pada tahun 2025, awak kapal yang diamankan berasal dari Myanmar, Thailand, dan Indonesia, menunjukkan adanya jaringan besar yang membentang dari China Daratan, Taiwan, hingga negara-negara Asean.
Kapal-kapal tersebut juga melakukan perjalanan ke Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan, atau ke Australia. Tahun 2024, penegak hukum menindak kapal Legend Aquarius berbendera Singapura yang membawa lebih dari 100 kg narkoba tujuan Australia. Pengawasan di perairan Kepulauan Riau diperketat.
Strategi dan Tantangan Pengawasan Maritim
Lima kapal yang disita di perairan Kepulauan Riau dengan muatan narkoba menunjukkan betapa Selat Malaka menjadi arena utama penyelundupan. Bea dan Cukai juga sering menindak barang ilegal seperti rokok dan minuman di kawasan tersebut. Strategi BNN yang fokus pada kawasan pesisir, khususnya perairan di wilayah perbatasan seperti Kepulauan Riau, perlu didukung oleh berbagai pihak berwenang.
BNN berfungsi koordinatif terhadap lembaga lain yang memiliki sumber daya khas. Dalam penegakan hukum di laut, BNN bekerja sama dengan Bea dan Cukai, serta TNI AL. Sinergi ini penting untuk mengoptimalkan pengawasan. Pemeriksaan setiap kapal yang melewati perairan Indonesia adalah hal yang mustahil. Namun, dengan sinergi, pengolahan data yang baik, dan dukungan masyarakat, upaya penindakan dapat lebih efektif.
Sebagai negara maritim, Indonesia harus mampu mengelola perairannya dengan baik. Kegagalan dalam mengelola akan berdampak buruk bagi keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan bangsa.