Rumah Pompa Sunter C Beroperasi: Strategi DKI Jakarta Atasi Banjir Lokal
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengatasi permasalahan banjir di ibu kota. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan meresmikan pengoperasian Rumah Pompa Sunter C di kawasan Sunter Utara, Jakarta Utara. Rumah pompa ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengendalikan banjir, khususnya di wilayah padat penduduk seperti Kelurahan Sunter Agung dan Kampung Sawah.
Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menjelaskan bahwa Rumah Pompa Sunter C memiliki peran vital dalam mengatasi banjir lokal yang sering melanda kawasan tersebut. Terutama saat curah hujan tinggi, mencapai 100–150 mm, wilayah Sunter Agung kerap tergenang air. Kondisi ini diperparah dengan permukaan Kali Sentiong yang lebih tinggi dari jalan raya, sehingga air sulit mengalir secara alami.
"Storage dari rumah pompa ini panjangnya sekitar 2,2 kilometer dan mampu menangani genangan di area seluas 20 hektare," Ujar Ika.
Rumah pompa ini dirancang untuk memompa air dari kawasan yang tergenang ke Kali Sentiong, sehingga genangan dapat surut dengan cepat. Sistem drainase yang terintegrasi dengan rumah pompa ini menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan banjir di Sunter Agung.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyambut baik pengoperasian Rumah Pompa Sunter C. Ia menilai infrastruktur ini sebagai contoh penanganan banjir lokal yang baik. Sistem operasional rumah pompa ini juga telah menggunakan teknologi digital, sehingga tiga pompa utama dapat dipantau secara langsung. Hal ini memungkinkan petugas untuk memantau dan mengendalikan operasional pompa secara efektif.
Selain Rumah Pompa Sunter C, Pemprov DKI Jakarta juga berencana membangun 13 rumah pompa tambahan di lokasi-lokasi rawan banjir lainnya. Rencana ini masih dalam tahap pembahasan dengan DPRD Jakarta terkait anggaran yang dibutuhkan. Pramono berharap agar pembahasan anggaran dapat segera diselesaikan, sehingga pembangunan rumah pompa tambahan dapat segera direalisasikan.
Menurutnya, setiap rumah pompa diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 10 miliar. Jika ditambahkan dengan biaya fasilitas pendukung, total anggaran untuk pembangunan Rumah Pompa Sunter C mencapai sekitar Rp 80 miliar. Pramono menekankan pentingnya transparansi dalam penggunaan anggaran. Ia berkomitmen untuk membuka informasi terkait anggaran pembangunan rumah pompa kepada publik.
Berikut adalah daftar 13 lokasi lain yang direncanakan untuk pembangunan rumah pompa:
- Bulak Cabai (Kali Cakung Lama)
- Cilincing KBN
- Warung Jengkol
- Kampung Sawah Rawa Terate
- Kayu Putih Rawaterate
- Ancol
- IKIP
- Cempaka Putih
- Cempaka Putih Barat
- Cengkareng
- Manggaraya
- Greenfield
- Daan Mogot
Pramono juga menegaskan bahwa penanganan banjir di Jakarta tidak hanya mengandalkan rumah pompa. Program normalisasi sungai juga menjadi bagian penting dari strategi penanganan banjir. Ia menyebut bahwa Sungai Ciliwung menyumbang 40 persen dari total banjir di Jakarta. Oleh karena itu, normalisasi Sungai Ciliwung menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah memiliki lebih dari 520 unit pompa penanganan banjir berskala kecil yang tersebar di berbagai wilayah. Keberadaan pompa-pompa ini terbukti efektif dalam mengatasi genangan air akibat hujan deras. Pramono mengklaim bahwa Jakarta mampu bebas dari genangan kurang dari setengah hari meskipun hujan deras terjadi serentak di wilayah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi.