Rumah Pompa Sunter C Diresmikan: Upaya Strategis Jakarta Atasi Banjir Lokal

Jakarta terus berupaya mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda. Salah satu langkah konkretnya adalah dengan meresmikan Rumah Pompa Sunter C yang berlokasi di Jakarta Utara. Peresmian ini menandai komitmen pemerintah daerah dalam menanggulangi banjir, khususnya di wilayah Kelurahan Sunter Agung dan Sungai Bambu.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, secara langsung meninjau proyek Rumah Pompa Sunter C didampingi oleh Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin Ningrum. Pramono menyatakan keyakinannya bahwa sistem rumah pompa ini akan memberikan dampak positif dalam pengendalian banjir di wilayah tersebut. Ia menekankan pentingnya penanganan banjir secara spesifik dan terfokus pada area-area rawan.

"Saya bersyukur hari ini kita memulai cara penanganan banjir yang bersifat spot atau daerah tertentu yang memang mengalami banjir. Saya tadi sudah melihat sistemnya sangat baik dan menurut saya ini sebagai salah satu contoh penanganan banjir-banjir yang bersifat spot lokal di Jakarta," ujar Pramono usai peresmian. Ia menambahkan bahwa kawasan Sunter memang rentan terhadap banjir, terutama karena ketinggian Kali Sentiong yang hampir mencapai permukaan jalan.

Pramono menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor utama penyebab banjir, yaitu banjir kiriman, banjir lokal, dan banjir rob. Meskipun lokasi Rumah Pompa Sunter C dekat dengan laut dan berpotensi mengalami banjir rob, fokus utama saat ini adalah mengatasi banjir lokal. Ia juga mengungkapkan bahwa permukaan Sungai Sentiong saat ini sudah lebih tinggi dari permukaan jalan, yang semakin memperparah risiko banjir.

Setelah peresmian Rumah Pompa Sunter C, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun 13 rumah pompa serupa di berbagai lokasi strategis. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi banjir lokal secara komprehensif dan efektif. Sistem penanganan banjir di Rumah Pompa Sunter C menggunakan teknologi digital yang memungkinkan pemantauan dan pengendalian secara real-time.

"Tadi saya sudah melihat secara langsung ada tiga pompa utama dan cara penanganannya sudah betul-betul secara digital, diketahui secara langsung, dan untuk itu tadi Bu Kepala Dinas juga melaporkan akan ada kurang lebih 13 titik lagi yang akan kita tangani seperti ini untuk bisa menyelesaikan hampir sebagian besar banjir lokal yang ada di Jakarta," jelas Pramono.

Pramono optimis bahwa dengan adanya rumah pompa ini, genangan air akibat banjir dapat surut dengan cepat. Ia mencontohkan, banjir setinggi 2 meter dapat diatasi dalam waktu kurang dari setengah hari.

Anggaran untuk pembangunan Rumah Pompa Sunter C mencapai puluhan miliar rupiah, termasuk biaya pengadaan pompa dan instalasi pipa. Pramono menjelaskan bahwa setiap pompa memerlukan investasi sekitar 10 miliar rupiah, sehingga total anggaran untuk tiga pompa, beserta pipa dan fasilitas lainnya, mencapai sekitar 80 miliar rupiah.

Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin Ningrum, menambahkan bahwa Rumah Pompa Sunter C memiliki panjang 2,2 kilometer dan mampu menangani banjir di area seluas kurang lebih 20 hektare. Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab banjir di kawasan Sunter adalah luapan air sungai ke jalan. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta membangun drainase yang terintegrasi dengan rumah pompa.

"Rumah Pompa Sunter C ini panjangnya 2,2 kilometer dan mampu menangani banjir kurang lebih sekitar 20 hektare," kata Ika. Ia juga menyoroti permasalahan lain, yaitu posisi jalan yang lebih rendah dari permukaan air Kali Sentiong. Untuk mengatasi hal ini, sistem drainase di kawasan tersebut dirancang untuk mengalirkan air dengan cepat ke Rumah Pompa Sentiong.

Dengan adanya Rumah Pompa Sunter C dan rencana pembangunan rumah pompa lainnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan keseriusannya dalam mengatasi permasalahan banjir yang telah lama menjadi momok bagi warga Jakarta. Upaya ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, serta menjaga aktivitas perekonomian tetap berjalan lancar.