Industri Perhotelan Jakarta di Ambang PHK Massal Akibat Tekanan Ekonomi

Kondisi sulit tengah melanda industri perhotelan di Jakarta, memicu kekhawatiran akan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Survei terbaru mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku usaha hotel di ibu kota berencana untuk mengurangi jumlah karyawan mereka sebagai respons terhadap penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta telah melakukan survei pada bulan April 2025, menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha hotel memperkirakan akan melakukan pengurangan tenaga kerja antara 10 hingga 30 persen. Bahkan, sebagian besar responden sudah melakukan pengurangan pekerja harian, sementara lebih dari sepertiga telah mengurangi jumlah staf tetap.

Penurunan Tingkat Hunian dan Tekanan Biaya

Ketua PHRI DKI Jakarta, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini. Penurunan tingkat hunian hotel menjadi faktor utama, diperparah dengan kenaikan biaya operasional yang signifikan. Survei menunjukkan bahwa hampir seluruh hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah terkait pengetatan anggaran, yang berdampak besar pada segmen pasar pemerintahan yang sebelumnya menjadi andalan.

Kontribusi wisatawan mancanegara terhadap kunjungan ke Jakarta masih tergolong rendah. Data statistik menunjukkan bahwa selama periode 2019-2023, rata-rata kunjungan wisatawan asing hanya mencapai sebagian kecil dibandingkan dengan wisatawan domestik. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi promosi pariwisata yang lebih efektif untuk menarik pasar internasional.

Selain penurunan pendapatan, pelaku industri perhotelan juga harus bergulat dengan lonjakan biaya operasional. Kenaikan tarif air, harga gas, dan upah minimum provinsi (UMP) semakin menambah beban finansial mereka. Di samping itu, proses perizinan dan sertifikasi yang rumit juga menjadi hambatan bagi kelancaran usaha.

Dampak Ekonomi yang Luas

Industri hotel dan restoran memiliki peran penting dalam perekonomian Jakarta, dengan kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sektor ini juga menjadi sumber penghidupan bagi ratusan ribu tenaga kerja. Penurunan kinerja industri perhotelan dapat berdampak pada berbagai sektor terkait, seperti UMKM, petani, pemasok logistik, dan pelaku seni-budaya.

Apabila situasi ini terus berlanjut tanpa adanya intervensi yang tepat, dikhawatirkan akan terjadi efek domino yang merugikan perekonomian Jakarta secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret dan terkoordinasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mengatasi krisis ini dan menjaga keberlangsungan industri perhotelan di ibu kota.

Daftar Kenaikan Biaya Operasional

  • Tarif air PDAM: Naik hingga 71%
  • Harga gas: Naik 20%
  • Upah Minimum Provinsi (UMP): Naik 9%

Dengan tantangan yang ada, PHRI DKI Jakarta berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar industri perhotelan dan restoran dapat kembali bangkit dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Jakarta.