Indonesia dan China Bahas Potensi Investasi Rp 163 Triliun, Fokus pada Penciptaan Lapangan Kerja

Indonesia dan China tengah menjajaki potensi kerja sama ekonomi yang signifikan, dengan fokus pada delapan proyek business-to-business (B2B) senilai total Rp 163 triliun. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka lebih dari 25.000 lapangan kerja baru di berbagai sektor.

Salah satu proyek unggulan yang sedang dibahas adalah pengembangan Two Countries Twin Park (TCTP) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang Industropolis. Proyek ini diperkirakan akan menarik investasi sekitar Rp 60 triliun dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah tersebut. KEK Batang sendiri diproyeksikan sebagai kawasan industri modern yang terintegrasi, menarik investor asing dan domestik dengan berbagai insentif dan kemudahan berusaha.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan optimismenya terhadap potensi kerja sama ini. Beliau menekankan bahwa proyek-proyek yang sedang dijajaki sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan investasi asing langsung (FDI) dan menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi masyarakat Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan China sebagai mitra strategis. Beliau menekankan pentingnya peningkatan perdagangan, investasi, dan pengembangan proyek-proyek strategis yang memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Presiden juga mengapresiasi kontribusi China dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menjadi simbol kerja sama bilateral yang sukses. Selain itu, China juga berperan penting dalam pengembangan kawasan industri strategis di berbagai daerah.

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan China terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, ekspor Indonesia ke China mencapai US$ 62,43 miliar. China juga merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia, dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 8,1 miliar pada tahun yang sama.

Kedua negara juga telah memperpanjang perjanjian Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai 400 miliar Yuan atau setara dengan Rp 891 triliun. Langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi perdagangan dan investasi bilateral, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, dan meningkatkan stabilitas keuangan di kedua negara.

Berikut adalah poin-poin penting dari kerja sama yang sedang dijajaki:

  • Pengembangan Two Countries Twin Park (TCTP) di KEK Batang: Proyek strategis dengan potensi investasi Rp 60 triliun yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi baru.
  • Peningkatan Investasi: Upaya menarik investasi asing langsung (FDI) dari China untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri.
  • Penciptaan Lapangan Kerja: Proyek-proyek yang dijajaki diproyeksikan menciptakan lebih dari 25.000 lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.
  • Penguatan Hubungan Bilateral: Komitmen kedua negara untuk mempererat kerja sama ekonomi melalui peningkatan perdagangan, investasi, dan proyek-proyek strategis.
  • Fasilitasi Perdagangan dan Investasi: Perpanjangan perjanjian Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) untuk mempermudah transaksi bilateral dan mengurangi risiko mata uang.