Keterbatasan Ekonomi Tak Halangi Yuni Raih Gelar Wisudawan Terbaik UIN Walisongo

Anak Tukang Becak Ukir Prestasi Gemilang di UIN Walisongo

Semarang, Jawa Tengah - Yuni Yusrotin, seorang putri dari keluarga sederhana di Bojonegoro, Jawa Timur, berhasil membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian. Di tengah perjuangan berat, Yuni berhasil menyabet gelar wisudawan terbaik di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Perjalanan Yuni untuk menempuh pendidikan tinggi tidaklah mudah. Sempat dilarang oleh orang tuanya karena masalah biaya, Yuni tidak menyerah. Berkat kegigihannya, ia berhasil mendapatkan Beasiswa Sepuluh Sarjana Per Desa dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, membuka jalannya untuk melanjutkan studi.

Perkuliahan di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Yuni. Sinyal internet yang tidak stabil dan kesulitan memahami materi kuliah secara daring menjadi rintangan yang harus dihadapi. Namun, alih-alih menyerah, Yuni justru termotivasi untuk belajar lebih giat.

Sejak semester tiga, Yuni aktif menjadi asisten laboratorium biologi. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar langsung dari praktik, mengasah kemampuan, dan memperluas jaringan. Pengalaman ini membekalinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang berharga.

Selain menjadi asisten lab, Yuni juga terlibat dalam berbagai kegiatan riset dosen dan membantu mahasiswa S2 dari IPB. Pengalaman ini menanamkan pemahaman mendalam tentang riset ilmiah dan membantunya mengembangkan kemampuan analisis.

Kegigihan dan kerja keras Yuni membuahkan hasil yang membanggakan. Ia berhasil meraih berbagai prestasi, di antaranya:

  • Juara 6 Olimpiade Biologi tingkat nasional
  • Bronze Medal di International Walisongo Science Competition 2023
  • Pembicara dalam berbagai forum ilmiah

Prestasi-prestasi ini menjadi bukti nyata dedikasi dan kemampuan Yuni dalam bidang biologi.

Selain aktif di bidang akademik, Yuni juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti KSM Riset dan Teknologi, Bank Sampah Walisongo, IKA-JATIM, dan IKAMI. Keterlibatannya dalam organisasi-organisasi ini memperkaya perspektifnya dan menguatkan komitmennya terhadap ilmu dan masyarakat.

Puncak perjalanan akademik Yuni adalah ketika ia melakukan riset akhir di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kebun Raya Bogor. Ia mendalami taksonomi tanaman bonsai dengan tema yang jarang digarap oleh mahasiswa sebayanya. Riset ini menunjukkan minat dan kemampuannya dalam melakukan penelitian ilmiah.

Pada 30 Desember 2024, Yuni berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3,5 tahun. Ia merasa sangat bersyukur atas dukungan dan doa dari kedua orang tuanya, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepadanya.

Kisah Yuni Yusrotin adalah inspirasi bagi kita semua. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, kita dapat meraih impian, meskipun berasal dari keluarga sederhana dan menghadapi berbagai keterbatasan.