Menjelang Idul Adha, Penjualan Sapi di Samarinda Melambat, Pedagang Mengandalkan Permintaan dari Luar Daerah
SAMARINDA - Perayaan Idul Adha 1446 Hijriah semakin dekat, namun para pedagang sapi kurban di Samarinda, Kalimantan Timur, merasakan penurunan penjualan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, beberapa pedagang tetap mampu mencatatkan penjualan yang signifikan berkat permintaan dari luar daerah.
Yogi, seorang pedagang sapi di Jalan Wahid Hasyim 1, mengungkapkan bahwa penjualan tahun ini memang tidak seramai tahun lalu. Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama penurunan daya beli masyarakat. "Memang ada penurunan dibandingkan tahun lalu, tetapi alhamdulillah masih banyak yang terjual," ujarnya.
Sapi-sapi yang telah terjual ditempatkan di area terpisah untuk memudahkan pemantauan dan persiapan pengiriman. Mayoritas sapi yang dijual adalah jenis sapi Bali dengan bobot bervariasi, mulai dari 180 kilogram hingga hampir satu ton. Yogi menekankan pentingnya memperhatikan usia sapi sebagai syarat utama hewan kurban. "Untuk pengiriman, usia minimal sapi harus lebih dari dua tahun," jelasnya.
Sapi berusia dua tahun umumnya memiliki bobot awal sekitar 180 kilogram, tergantung pada jenis dan kualitas pakan yang diberikan selama pemeliharaan. Meskipun penjualan di Samarinda mengalami penurunan, Yogi mampu menjangkau pasar di luar daerah, seperti Melak, Samboja, hingga Balikpapan. Penjualan dilakukan secara individu maupun melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dinas kesehatan dan partai politik.
Sejauh ini, Yogi telah mengirimkan 15 ekor sapi kepada pembeli dan satu ekor sapi terjual pada Senin pagi. Ia menargetkan seluruh sapi kurbannya akan habis terjual dalam waktu 10 hari setelah Idul Adha. Jika masih ada sisa, sapi-sapi tersebut akan dikembalikan ke kandang utamanya di Tanah Merah. Selain sapi yang didatangkan dari luar, Yogi juga memiliki sapi lokal yang dipelihara di kandang utamanya.
Hingga saat ini, Yogi memperkirakan telah menjual lebih dari seratus ekor sapi, baik secara individu maupun melalui kerjasama dengan pihak lain. Ia berharap, meskipun terjadi penurunan penjualan di Samarinda, permintaan dari luar daerah dapat membantu mencapai target penjualan yang diharapkan.