Kementerian Kebudayaan Menginisiasi Penulisan Ulang Sejarah Indonesia dalam 11 Jilid
Kementerian Kebudayaan tengah menggodok proyek besar penulisan ulang sejarah Indonesia yang komprehensif. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan bahwa proyek ambisius ini bertujuan untuk menyajikan narasi sejarah yang lebih inklusif, berimbang, dan relevan dengan perkembangan zaman. Proyek ini direncanakan akan rampung dan diluncurkan bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus 2025.
Fadli Zon menekankan enam alasan utama yang melatarbelakangi penulisan ulang sejarah ini. Pertama, adalah upaya dekolonisasi sejarah, dengan menghilangkan bias-bias kolonial yang masih melekat dan mengadopsi perspektif Indonesia-sentris. Menurutnya, setelah 80 tahun merdeka, Indonesia sudah seharusnya memiliki narasi sejarah yang sepenuhnya berdaulat. Kedua, penulisan ulang ini bertujuan untuk menjawab tantangan-tantangan terbaru yang dihadapi bangsa. Ketiga, adalah untuk memperkuat identitas nasional yang kokoh. Keempat, menegaskan otonomi sejarah. Kelima, relevansi untuk generasi muda, keenam, reinventing Indonesian identity. Proyek ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang jati diri bangsa bagi generasi muda Indonesia.
Proyek penulisan ulang sejarah ini akan dituangkan dalam 11 jilid buku, yang masing-masing membahas periode dan tema yang berbeda:
- Sejarah Awal Nusantara
- Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
- Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
- Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
- Respons Terhadap Penjajahan
- Pergerakan Kebangsaan
- Perang Kemerdekaan Indonesia
- Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
- Orde Baru (1967-1998)
- Era Reformasi (1999-2024)
- (Judul jilid ke-11 tidak disebutkan dalam berita, diasumsikan masih dalam tahap penyusunan)
Fadli Zon menambahkan bahwa proyek ini melibatkan lebih dari 100 sejarawan dan ahli dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Para ahli ini akan bertugas untuk meneliti, menulis, dan menyunting naskah, memastikan bahwa setiap jilid buku menyajikan informasi yang akurat, komprehensif, dan mudah dipahami. Proses penulisan ulang ini juga akan mempertimbangkan buku-buku sejarah yang telah ada sebelumnya, dengan melakukan pembaruan, penambahan, dan pelurusan informasi berdasarkan hasil kajian para ahli.