Alokasi Dana Jumbo Badan Gizi Nasional 2026: Pengamat Soroti Efektivitas Dorongan Ekonomi
Pagu indikatif Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tahun 2026 yang mencapai Rp 217,86 triliun menuai sorotan dari berbagai pihak. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mempertanyakan efektivitas alokasi dana sebesar itu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad, berpendapat bahwa meskipun dana tersebut dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tidak signifikan.
BGN menjadi lembaga dengan alokasi anggaran terbesar dibandingkan 98 kementerian dan lembaga lainnya. Alokasi fantastis ini diprioritaskan untuk menjalankan program MBG, sebuah inisiatif yang digadang-gadang sebagai program unggulan pemerintahan mendatang. Secara rinci, anggaran BGN terbagi menjadi dua pos utama: Rp 7,45 triliun untuk dukungan manajemen dan Rp 210,40 triliun untuk pemenuhan gizi nasional. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar Rp 46,86 triliun dibandingkan total anggaran MBG tahun ini yang mencapai Rp 171 triliun.
Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa program MBG cenderung berfokus pada peningkatan konsumsi, namun kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap instrumen makro ekonomi lainnya, seperti investasi dan sektor industri. Ia khawatir bahwa alokasi anggaran BGN yang besar ini tidak akan memberikan dorongan fiskal dan ekonomi yang optimal. Menurutnya, investasi pada sektor-sektor yang memiliki multiplier effect yang lebih tinggi akan memberikan dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, Tauhid mengakui bahwa alokasi dana yang besar untuk BGN sejalan dengan prioritas pemerintahan yang akan datang untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis. Program ini mencerminkan visi dan misi pemerintahan yang baru hingga tahun 2029. Akan tetapi, dari sudut pandang ekonomi, alokasi dana sebesar ini dinilai kurang efisien karena seharusnya dapat diinvestasikan pada sektor-sektor yang memberikan multiplier effect yang lebih tinggi terhadap ekonomi.
Untuk diketahui program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program pemberian makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak sekolah dan ibu hamil di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia, terutama pada kelompok rentan. Pemerintah menargetkan program ini dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2029.
Adapun tantangan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan program MBG adalah:
- Distribusi makanan yang merata dan tepat sasaran
- Kualitas dan keamanan makanan yang terjamin
- Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten
- Koordinasi antar lembaga pemerintah dan swasta
- Pengawasan dan evaluasi program secara berkala
Keberhasilan program MBG akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu mempertimbangkan alternatif investasi pada sektor-sektor yang memberikan multiplier effect yang lebih tinggi terhadap ekonomi.
Dengan demikian, alokasi anggaran BGN sebesar Rp 217,86 triliun untuk tahun 2026 menjadi sorotan karena efektivitasnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki tujuan yang mulia, perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap instrumen makro ekonomi lainnya. Investasi pada sektor-sektor yang memberikan multiplier effect yang lebih tinggi mungkin akan memberikan dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.