Ribuan Jemaah Haji Aceh Tiba di Tanah Suci, Prioritaskan Kesehatan dan Keamanan Pangan

Kedatangan Jemaah Haji Aceh di Tanah Suci

Lebih dari tiga ribu jemaah haji asal Aceh telah tiba di Tanah Suci, menandai dimulainya fase penting dalam ibadah haji mereka. Total 3.141 jemaah yang terbagi dalam delapan kelompok terbang (kloter) telah mendarat dengan selamat. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh kini memfokuskan perhatian pada dua aspek krusial: kesehatan jemaah dan keamanan pangan.

Menurut Ketua PPIH Embarkasi Aceh, Azhari, mayoritas kloter terdiri dari 393 jemaah, dengan sedikit pengecualian pada kloter 3, 4, dan 8 yang masing-masing kekurangan satu orang. Seluruh jemaah dilaporkan dalam kondisi sehat saat tiba di Arab Saudi.

Persiapan Akomodasi dan Imbauan Kesehatan

PPIH telah menyiapkan akomodasi yang nyaman bagi para jemaah di tiga hotel berbeda yang terletak di Sektor 9, Wilayah Misfalah, yang berjarak sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram. Penempatan jemaah diatur berdasarkan kloter, memastikan koordinasi dan kemudahan akses.

Menjelang puncak ibadah haji, Azhari mengimbau seluruh jemaah untuk memprioritaskan kesehatan mereka. Terutama bagi jemaah lanjut usia (lansia), dianjurkan untuk banyak beristirahat dan menghindari aktivitas di luar hotel kecuali jika sangat mendesak. Persiapan fisik yang optimal menjadi kunci untuk menghadapi rangkaian ibadah haji yang padat.

Sebelum keberangkatan, setiap jemaah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh di asrama haji. Proses ini bertujuan untuk memastikan kelayakan terbang dan memantau kondisi kesehatan jemaah secara berkala. PPIH juga berupaya keras menjaga kesehatan dan kelancaran ibadah haji dengan menyiapkan makanan sesuai standar kesehatan dan melakukan pengawasan ketat terhadap keamanan pangan.

Pengawasan Keamanan Pangan yang Ketat

Keamanan pangan menjadi prioritas utama PPIH untuk mencegah masalah kesehatan yang dapat mengganggu jalannya ibadah haji. Untuk itu, PPIH menghimbau para jemaah untuk tidak mengkonsumsi makanan sembarangan selama berada di asrama.

Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Banda Aceh secara aktif terlibat dalam pemeriksaan harian terhadap makanan yang akan disajikan kepada jemaah. Petugas secara rutin mengambil sampel makanan dari dapur Arnoby Catering, penyedia makanan resmi di Asrama Haji Embarkasi Aceh.

Pemeriksaan meliputi berbagai aspek, mulai dari bahan baku, kebersihan lingkungan dapur, hingga sterilisasi peralatan masak. Yusri Sulaiman, Kasi Pelaporan Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Aceh, menjelaskan bahwa pengambilan sampel dilakukan setiap hari sebelum makanan didistribusikan ke asrama.

Menurut SOP BKK, sampel makanan diperiksa untuk memastikan tidak ada kontaminasi yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare atau keracunan makanan. Aspek-aspek yang diperiksa meliputi bau, rasa, dan tekstur makanan. Sampel makanan juga disimpan sebagai referensi jika terjadi kasus kesehatan di kemudian hari.

Selain makanan dari katering, tim kesehatan juga melakukan pengawasan terhadap makanan yang dijual di kantin dan pedagang di sekitar asrama. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan untuk memastikan keamanan pangan secara menyeluruh.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai masalah kesehatan yang disebabkan oleh makanan. Pihak katering juga dipastikan telah memenuhi standar menu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama.