Semangat Gotong Royong Warga Mekarwangi Perbaiki Jalan Rusak Secara Swadaya
Di sebuah pelosok Kampung Mekarwangi, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, jalan bukan hanya sekadar jalur transportasi. Lebih dari itu, jalan menjadi saksi bisu ketidakadilan, sumber petaka, dan sekaligus panggung persatuan warga.
Akhir-akhir ini, jalan utama yang menghubungkan Kota Cimahi dengan Kabupaten Bandung Barat kembali ramai oleh aktivitas warga yang bahu-membahu memperbaiki kerusakan. Sekitar 200 warga sejak Minggu (25/5/2025) lalu, bergotong royong memperbaiki jalan yang sudah dua tahun mengalami kerusakan parah. Kondisi jalan yang memprihatinkan ini bahkan telah beberapa kali menyebabkan kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa.
"Korban terakhir adalah warga sini bernama Udin. Almarhum meninggal dua tahun lalu akibat kecelakaan di jalan ini saat maghrib. Sekarang, warga menyebut tanjakan ini sebagai 'Tanjakan Udin'," ungkap Asep Dayat, seorang warga RW 08.
Berbeda dari aksi protes pada umumnya, warga Mekarwangi memilih cara yang lebih konstruktif. Mereka tidak menanam pohon pisang di jalan atau melampiaskan kemarahan di media sosial. Warga memilih aksi nyata dengan bergotong royong memperbaiki jalan yang rusak. Segala upaya dilakukan secara swadaya.
"Awalnya kami hanya berencana menambal lubang-lubang kecil dengan perkiraan biaya Rp 27 juta. Namun, lama kelamaan kerusakannya semakin parah, lubangnya semakin dalam setiap tahun, seolah menguji kesabaran kami," jelas Asep.
Ruas jalan sepanjang 180 meter dengan lebar 4 hingga 5 meter itu kini sedang dalam proses perbaikan. Warga berinisiatif mengumpulkan dana untuk membeli material dan peralatan yang dibutuhkan.
"Kami merasa malu dengan kondisi jalan ini. Padahal, ini adalah perbatasan dengan Kota Cimahi. Di sana jalannya mulus, sementara di sini bergelombang seperti grafik inflasi," ujar Teti, seorang warga RW 05, sambil tertawa getir. Tawanya menyiratkan keprihatinan mendalam karena mereka harus mengeluarkan dana puluhan juta rupiah secara swadaya untuk memperbaiki jalan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Warga Mekarwangi tidak hanya berpangku tangan menunggu bantuan datang. Mereka sadar bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
"Infrastruktur seharusnya tidak hanya dibangun menjelang pemilihan kepala daerah," tegas Teti, menyiratkan harapan agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi infrastruktur di daerahnya.