DPR dan TNI Gelar Rapat Tertutup Bahas Isu Strategis, Termasuk Ledakan di Garut
Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja tertutup dengan Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara pada Senin (26/5/2025). Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam tersebut membahas sejumlah isu strategis yang memerlukan pembahasan mendalam.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menjelaskan bahwa rapat tertutup ini dilakukan karena sensitivitas isu yang dibahas. Ia menekankan bahwa Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendukung TNI dalam penguatan organisasi dan tugas-tugasnya, yang pada akhirnya bertujuan untuk mendukung pemerintahan Prabowo.
Salah satu topik utama yang dibahas dalam rapat tersebut adalah insiden ledakan yang terjadi saat pemusnahan amunisi dan bahan peledak di Garut, Jawa Barat. Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono menjelaskan bahwa proses peledakan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Kronologi Insiden Ledakan di Garut
Insiden ledakan terjadi pada Senin, 12 Mei 2025, di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut. Ledakan tersebut bersumber dari kegiatan pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai. Menurut Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, ledakan terjadi di salah satu lubang yang digunakan untuk menampung amunisi afkir.
Sebelumnya, jajaran Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI AD telah melakukan pengecekan prosedur dan lokasi pada pukul 09.30 WIB. Pengecekan meliputi personel dan kondisi lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan aman.
Tim penyusun amunisi dari TNI AD kemudian melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang telah disiapkan. Setelah persiapan selesai, tim penyusun amunisi menempati pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan.
Peledakan amunisi afkir di dua lubang sumur tersebut berhasil dilakukan dengan aman dan terkendali. Namun, insiden terjadi saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di lubang sumur ketiga, yang diperuntukkan untuk menghancurkan detonator dan sisa-sisa detonator dari amunisi yang tidak layak pakai. Tiba-tiba, terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia.
Insiden ini menjadi perhatian serius dan menjadi salah satu agenda penting dalam rapat antara Komisi I DPR RI dan TNI. Pembahasan mendalam dilakukan untuk mengevaluasi prosedur keamanan dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.