Bonus Rp 2 Miliar Mengalir untuk Persib Bandung: Inisiatif Pribadi dan Dukungan Pejabat Jawa Barat
Kabar gembira menyelimuti Persib Bandung, sang juara Liga 1 musim 2024/2025. Dukungan finansial berupa bonus sebesar Rp 2 miliar telah disiapkan sebagai apresiasi atas prestasi gemilang yang diraih tim berjuluk Maung Bandung tersebut.
Inisiatif pemberian bonus ini datang dari mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Setelah rapat paripurna di DPRD Jabar, Kota Bandung, Dedi Mulyadi menyatakan kesiapannya untuk memberikan bonus dengan merogoh kocek pribadi sebesar Rp 1 miliar. Dana tersebut berasal dari tabungannya sebesar Rp 800 juta dan hasil penjualan empat ekor sapi miliknya senilai total Rp 200 juta.
"Bonus sudah siap, dananya jelas. Saya mengambil dari tabungan pribadi Rp 800 juta, dan menjual sapi-sapi saya, yang laku Rp 50 juta per ekor, jadi total Rp 200 juta. Semua ini halal," ujarnya.
Bonus secara simbolis diserahkan kepada salah satu pemain Persib, Adam Alis, usai rapat paripurna DPRD Jabar. Sementara itu, sisa bonus sebesar Rp 1 miliar akan diupayakan dari sumbangan para pejabat tinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dikoordinasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman.
"Sisanya, silakan ditanyakan kepada Sekda. Namun, saya berpesan kepada Sekda agar tidak ada pelanggaran aturan. Jika berpotensi melanggar, lebih baik tidak perlu ada iuran untuk bonus Persib," tegasnya.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa tidak ada kewajiban bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memberikan sumbangan bonus kepada pemain Persib. Ia menjelaskan bahwa jika ASN ingin memberikan dukungan, dana tersebut harus berasal dari tunjangan pribadi masing-masing, tanpa adanya paksaan.
"Tidak ada kewajiban. Saya sudah berbicara dengan Sekda, dan Sekda akan menerjemahkan hal ini. Sumbangan harus berasal dari uang pribadi, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)," jelasnya.
"Contohnya, jika seorang ASN menerima tunjangan, dan karena kecintaannya kepada Persib, ia menyumbangkan sebagian tunjangannya. Namun, ini harus dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan," tambahnya.
Dedi Mulyadi tidak mempermasalahkan jika ada pejabat yang memilih untuk tidak menyumbang bonus bagi Persib. Baginya, yang terpenting adalah siapapun yang ingin memberikan dukungan finansial harus menggunakan dana pribadi, bukan dana yang bersumber dari APBD.
"Jika tidak ingin menyumbang, tidak masalah, ini bersifat sukarela. Siapa pun yang mencintai Persib, silakan menyumbang. Namun, uangnya harus berasal dari kantong pribadi, bukan dari APBD. Jika hal ini berpotensi menimbulkan masalah, lebih baik tidak usah," pungkasnya.
Dengan adanya dukungan finansial ini, diharapkan Persib Bandung dapat terus berprestasi dan mengharumkan nama Jawa Barat di kancah sepak bola nasional.