Krakatau Steel Perluas Pasar ke Vietnam dengan Pasokan Baja HRC Skala Besar

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memperluas jangkauan pasarnya ke Vietnam melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Vietnam Steel Corporation. Kesepakatan ini membuka jalan bagi Krakatau Steel untuk memasok Hot Rolled Coil (HRC) sebesar 120.000 ton ke Vietnam selama periode satu tahun.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyatakan bahwa kerjasama ini menandai langkah penting dalam optimalisasi produksi Pabrik Hot Strip Mill 1 setelah proses recovery. Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan utilisasi kapasitas produksi Krakatau Steel, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baja di kawasan ASEAN.

Inisiatif ini muncul di tengah dinamika pasar baja Vietnam, di mana Asosiasi Baja Vietnam sebelumnya telah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memberlakukan tarif terhadap baja galvanis impor dari China dan Korea Selatan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk melindungi industri baja domestik dari tekanan impor yang berlebihan. Dengan demikian, pasokan HRC dari Krakatau Steel diharapkan dapat memberikan alternatif yang stabil dan dapat diandalkan bagi Vietnam Steel Corporation.

Kerjasama dengan Vietnam Steel Corporation merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat posisi Krakatau Steel sebagai hub baja regional di ASEAN. Selain kemitraan dengan mitra dari Timur Tengah dan Eropa, perusahaan kini memfokuskan diri pada penguatan kerjasama di tingkat regional, dimulai dari Vietnam. Langkah ini juga sejalan dengan agenda hilirisasi nasional yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Krakatau Steel tidak hanya berupaya untuk mengekspor baja mentah, tetapi juga untuk meningkatkan penetrasi pasar bagi produk-produk baja bernilai tambah, termasuk:

  • Baja otomotif untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
  • Baja pertahanan untuk mendukung produksi dalam negeri bersama PT Pindad dan PT PAL.
  • Baja konstruksi bersertifikasi hijau yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Nota kesepahaman ini juga mencerminkan komitmen Krakatau Steel terhadap peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sebagai produsen dalam negeri, Krakatau Steel tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Vietnam, tetapi juga untuk menjajaki potensi pertukaran material dan komponen baja yang dapat memperkuat basis produksi di Indonesia. Sinergi ini juga membuka peluang untuk harmonisasi spesifikasi produk di antara negara-negara ASEAN.

Akbar Djohan menekankan bahwa transformasi Krakatau Steel tercermin dalam peningkatan efisiensi, adopsi teknologi canggih, dan peningkatan daya saing regional. Penandatanganan ini merupakan bagian dari komitmen yang lebih luas yang dicanangkan dalam ASEAN Iron & Steel Council, yang terbentuk melalui MoU enam negara ASEAN di ISSEI 2025, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Tujuan utama dari kerjasama ini adalah untuk menciptakan integrasi kawasan, memperkuat ketahanan rantai pasokan, dan membangun aliansi industri di tengah ketidakpastian ekonomi global.