Pemerintah Jepang Intervensi Pasar Beras: Harga Akan Dipangkas Signifikan

Pemerintah Jepang mengambil langkah tegas untuk menstabilkan harga beras yang melonjak tajam di pasaran. Menteri Pertanian Jepang, Shinjiro Koizumi, mengumumkan rencana pemangkasan harga beras cadangan yang dijual kepada pengecer hingga mencapai 2.000 yen (sekitar Rp 230.000) per lima kilogram. Inisiatif ini merupakan respons langsung terhadap keluhan masyarakat yang resah akibat kenaikan harga beras yang signifikan.

Lonjakan harga beras menjadi perhatian utama pemerintah setelah mencapai rekor tertinggi pada awal Mei, yaitu 4.268 yen (sekitar Rp 485.000) per lima kilogram. Harga ini hampir dua kali lipat dibandingkan dengan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan mendorong pemerintah untuk segera mengambil tindakan.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang akan melepas 300.000 metrik ton beras cadangan melalui skema kontrak diskresi kepada para pengecer. Menteri Koizumi menekankan bahwa pemerintah akan menanggung biaya transportasi untuk memastikan beras cadangan dapat segera tersedia di toko-toko ritel mulai awal Juni. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat distribusi dan mengurangi beban biaya bagi pengecer, sehingga harga beras di tingkat konsumen dapat ditekan.

"Harga beras saat ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Kami merasa jika melanjutkan kebijakan seperti sebelumnya, itu tidak akan memenuhi harapan masyarakat," ujar Koizumi. Ia menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk meredakan kekhawatiran publik terkait harga beras dengan kecepatan dan rasa urgensi yang lebih besar.

Untuk mendukung upaya ini, Koizumi telah bertemu dengan CEO Rakuten Group, Hiroshi Mikitani. Rakuten menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mendistribusikan beras kepada konsumen melalui platform ritel online mereka. Keterlibatan Rakuten diharapkan dapat mempercepat dan memperluas jangkauan distribusi beras, serta memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses beras dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebelumnya, distribusi beras cadangan mengalami kendala. Hingga akhir April, hanya sebagian kecil dari total beras yang dialokasikan yang berhasil sampai ke pengecer akibat sistem distribusi yang kompleks dan memakan waktu. Pemerintah berupaya untuk menyederhanakan proses distribusi dan memastikan beras dapat segera sampai ke tangan konsumen.

Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah Jepang untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras dan menjaga stabilitas ekonomi. Diharapkan dengan intervensi ini, harga beras dapat segera kembali stabil dan meringankan beban ekonomi masyarakat.