Dedi Mulyadi Luruskan Kesalahpahaman Terkait Bonus dan Interaksi dengan Pemain Persib Bandung
Polemik sempat menghangat di media sosial terkait interaksi antara mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan gelandang Persib Bandung, Adam Alis. Kesalahpahaman ini bermula dari sebuah video yang beredar luas, di mana Adam Alis menanyakan perihal bonus kepada Dedi Mulyadi, namun respons yang diberikan dinilai kurang tepat oleh sebagian pihak. Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi untuk meluruskan duduk perkara yang sebenarnya.
Menurut Dedi Mulyadi, kesalahpahaman tersebut bermula saat perayaan kemenangan Persib Bandung di Gedung Sate. Saat itu, ia diminta untuk memegang piala juara oleh seseorang di belakangnya ketika para pemain dan ofisial tim berada di atas menara Gedung Sate. Dedi Mulyadi menolak permintaan tersebut dengan alasan yang kuat. Ia berprinsip bahwa yang berhak memegang piala tersebut adalah para pemain Persib Bandung yang telah berjuang keras meraih kemenangan. Penolakan ini didasari oleh prinsip profesionalisme dan penghargaan terhadap kerja keras para pemain di lapangan.
"Jadi gini, waktu di lantai atas Gedung Sate itu, di belakang itu saya disuruh pegang piala, saya menolak," ungkap Dedi Mulyadi.
"Karena apa? Karena saya bukan pemain, enggak boleh pegang piala. Yang berhak memegang itu adalah pemain. Itu prinsip saya menghargai profesionalisme," lanjutnya.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi juga menjelaskan mengenai bonus yang dijanjikan kepada para pemain Persib Bandung. Ia menegaskan bahwa bonus tersebut telah diserahkan kepada perwakilan manajemen dan pemain di Gedung DPRD Jabar. Dana bonus tersebut berasal dari tabungan pribadinya dan hasil penjualan sapi dari peternakannya. Dedi Mulyadi juga meluruskan informasi yang beredar bahwa dirinya mewajibkan pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk ikut urunan memberikan bonus kepada Persib Bandung. Ia dengan tegas membantah hal tersebut dan telah memberikan instruksi kepada Sekretaris Daerah (Sekda) untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
"Uangnya jelas saya ambil tabungan Rp 800 (juta) kemudian saya lagi jual-jual sapi, hari ini lagi laku Rp50 juta kali empat, jadinya Rp200 juta. Halal," jelasnya.
Dedi Mulyadi berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman yang terjadi dan mengembalikan fokus pada pencapaian gemilang Persib Bandung. Ia juga menekankan pentingnya menghargai profesionalisme dan kerja keras para pemain yang telah mengharumkan nama Jawa Barat di kancah sepak bola nasional.
Berikut poin-poin penting dalam klarifikasi Dedi Mulyadi:
- Penolakan memegang piala didasari prinsip profesionalisme dan penghargaan terhadap pemain.
- Bonus telah diserahkan kepada perwakilan manajemen dan pemain Persib Bandung.
- Dana bonus berasal dari tabungan pribadi dan hasil penjualan sapi.
- Tidak ada kewajiban bagi pejabat dan ASN untuk urunan memberikan bonus.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan tidak ada lagi kesalahpahaman yang beredar di masyarakat terkait interaksi antara Dedi Mulyadi dan pemain Persib Bandung. Dukungan dan apresiasi terhadap para pemain Persib Bandung diharapkan terus mengalir untuk memotivasi mereka meraih prestasi yang lebih tinggi di masa depan.