Cak Imin Resmikan Program 1.000 Dapur Gizi untuk Pesantren di Pulau Jawa

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, secara resmi meluncurkan program pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berfokus pada pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, dengan prioritas awal di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten. Acara peluncuran tersebut diadakan di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, Bangkalan, Jawa Timur.

Inisiatif ambisius ini menargetkan penyediaan 3 juta porsi makanan bergizi gratis (MBG) bagi para santri. Cak Imin menekankan pentingnya program ini dalam mendukung kesehatan dan kecerdasan para santri. Menurutnya, makanan bergizi yang terjamin keamanannya adalah kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren.

Program ini melibatkan kerjasama lintas sektoral, termasuk Kemenko PM, Badan Gizi Nasional (BGN), dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan. Selain itu, beberapa koperasi juga akan dilibatkan dalam penyediaan kebutuhan logistik untuk program MBG ini.

Cak Imin menekankan beberapa point penting dalam program ini, yaitu:

  • Kualitas dan Standarisasi: Dapur-dapur SPPG harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BGN. Hal ini untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan aman, sehat, dan bergizi bagi para santri.
  • Keamanan Pangan: Cak Imin secara tegas mengingatkan agar tidak ada kasus keracunan makanan yang menimpa santri. Keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam program ini.
  • Kerja Sama Lintas Sektoral: Program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, lembaga keuangan, hingga koperasi. Kerja sama yang solid diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan program dan memastikan keberlanjutannya.
  • Target yang Jelas: Program ini menargetkan penyediaan 3 juta porsi makanan bergizi gratis bagi santri di Pulau Jawa. Target ini diharapkan dapat tercapai dalam waktu secepat mungkin.

Program 1.000 Dapur Gizi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan para santri di seluruh Pulau Jawa. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, diharapkan para santri dapat belajar dengan lebih baik dan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.