Pendaftaran Online Penukaran Uang Baru: Kemudahan dan Tantangan Jelang Lebaran

Pendaftaran Online Penukaran Uang Baru: Kemudahan dan Tantangan Jelang Lebaran

Jelang Idul Fitri 1446 H, Bank Indonesia (BI) kembali memfasilitasi penukaran uang baru bagi masyarakat melalui program Kas Keliling. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini BI menerapkan sistem pendaftaran online melalui situs Pintar BI. Sistem ini dirancang untuk meminimalisir kepadatan antrean dan meningkatkan efisiensi proses penukaran. Pantauan di lokasi Kas Keliling di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Senin, 10 Maret 2025, menunjukkan antrean yang tertib dan relatif singkat. Hal ini menunjukkan keberhasilan sistem pendaftaran online dalam mengelola jumlah pengunjung.

Namun, implementasi sistem ini tidak sepenuhnya tanpa hambatan. Sejumlah warga mengeluhkan kendala akses website Pintar BI pada hari pembukaan pendaftaran, Minggu, 9 Maret 2025. Lenti (52), warga Jakarta Utara, misalnya, mengaku kesulitan mengakses situs tersebut karena server yang lemot dan sempat down. Ia harus mencoba beberapa kali sebelum akhirnya berhasil mendaftar dan menukarkan uang sebesar Rp 2,8 juta. Pengalaman serupa juga dialami oleh Arnidia (34), warga Pasar Baru, Jakarta Pusat, yang membutuhkan waktu hingga dua jam untuk menyelesaikan proses pendaftaran. Kendala teknis ini menjadi sorotan, mengingat pentingnya aksesibilitas layanan publik bagi seluruh lapisan masyarakat.

Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat menilai sistem pendaftaran online ini lebih praktis daripada sistem 'go show' di tahun-tahun sebelumnya. Sistem ini terbukti efektif dalam mengurangi kepadatan dan antrean panjang. Lenti mengakui sistem online lebih teratur dan efisien, meskipun ia merasakan kemudahan sistem tahun lalu yang lebih sederhana. Arnidia juga setuju, menambahkan bahwa layanan ini menguntungkan karena bebas biaya administrasi, berbeda dengan jasa penukaran uang di luar yang mengenakan biaya hingga 15% untuk setiap Rp 100.000.

Namun, tidak semua masyarakat terbiasa dengan sistem online. Ibu Mut (55), seorang jemaah Masjid Istiqlal, misalnya, mengaku tidak mengetahui adanya persyaratan pendaftaran online dan ditolak petugas karena belum mendaftar. Kejadian ini menyoroti pentingnya sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat, terutama mereka yang kurang familiar dengan teknologi digital. Ibu Mut menekankan pentingnya opsi 'go show' bagi mereka yang tidak memiliki akses internet atau kesulitan menggunakan teknologi digital, mengingat kebutuhan akan uang pecahan baru sangat penting bagi mereka yang ingin memberikan THR kepada keluarga.

Kesimpulannya, program penukaran uang baru Bank Indonesia tahun ini menunjukkan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan layanan. Sistem pendaftaran online memang berhasil mengurangi kepadatan antrean, tetapi juga menimbulkan tantangan aksesibilitas bagi sebagian masyarakat. BI perlu mempertimbangkan perbaikan sistem, seperti peningkatan kapasitas server dan sosialisasi yang lebih komprehensif, serta mempertimbangkan kembali opsi 'go show' untuk menjangkau semua lapisan masyarakat. Hal ini penting agar program penukaran uang tetap inklusif dan dapat diakses oleh semua orang, terutama menjelang momen penting seperti Idul Fitri.

Catatan: Waktu dan tanggal dalam berita asli telah dipertahankan.