Psikolog Soroti Pentingnya Kewaspadaan Orang Tua Terhadap Perubahan Perilaku Anak Terkait Kasus Dugaan Pelecehan di Depok
Kasus dugaan pelecehan terhadap seorang siswi di sebuah SMP Negeri di Depok telah memicu keprihatinan luas. Peristiwa yang diduga melibatkan oknum guru di lingkungan sekolah ini, menyoroti kembali urgensi peran aktif orang tua dalam melindungi anak-anak mereka.
Menanggapi kasus ini, seorang psikolog, Meity Arianty, menekankan pentingnya bagi orang tua untuk jeli mengamati perubahan perilaku pada anak. Perubahan ini bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, termasuk potensi pelecehan.
Meity menjelaskan bahwa perubahan emosi dan perilaku adalah sinyal penting yang tidak boleh diabaikan. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
- Perubahan Mood: Anak yang biasanya ceria menjadi pendiam, murung, atau mudah marah.
- Menghindar: Anak cenderung menarik diri dari interaksi sosial, menghindari kontak mata, atau enggan berbicara dengan orang tua.
- Perubahan Kebiasaan: Perubahan pola tidur, nafsu makan, atau minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Ketakutan: Munculnya rasa takut atau cemas yang tidak jelas penyebabnya.
- Perilaku Regresif: Anak menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan usianya, seperti mengompol atau menghisap jempol.
Lebih lanjut, Meity menekankan pentingnya membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk berbagi pengalaman mereka, tanpa rasa takut dihakimi atau disalahkan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
- Membiasakan Diri Berdiskusi: Tanyakan pada anak tentang kegiatan mereka di sekolah, teman-teman mereka, dan guru-guru mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tunjukkan minat yang tulus.
- Menjadi Pendengar yang Baik: Hindari menyela atau menghakimi saat anak berbicara. Biarkan mereka mengungkapkan perasaan mereka dengan bebas.
- Memberikan Dukungan: Yakinkan anak bahwa mereka dicintai dan didukung, apa pun yang terjadi. Beri tahu mereka bahwa mereka tidak sendirian dan Anda akan selalu ada untuk mereka.
- Mengajarkan Batasan: Ajarkan anak tentang batasan pribadi mereka dan hak mereka untuk mengatakan tidak terhadap sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman.
Meity menambahkan, tidak semua anak akan secara terbuka menceritakan pengalaman buruk yang mereka alami. Beberapa anak mungkin merasa malu, takut, atau tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Oleh karena itu, orang tua perlu proaktif menanyakan kepada anak tentang perasaan mereka dan memberikan mereka ruang yang aman untuk berbicara.
“Sebab kadangkala anak ingin ditanya, bukan bercerita,” jelasnya. Dengan memahami tanda-tanda perubahan perilaku dan membangun komunikasi yang terbuka, orang tua dapat membantu melindungi anak-anak mereka dari potensi bahaya pelecehan dan memberikan mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk pulih jika hal itu terjadi.