Oknum Pelayan Kedai di Malaysia Diduga Gelapkan Dana Pembayaran QR
Dugaan penggelapan dana oleh seorang pelayan di sebuah kedai makanan di Malaysia mencuat ke permukaan setelah seorang pelanggan melaporkan kejadian mencurigakan. Insiden ini terungkap melalui curahan hati (curhat) pemilik kedai di platform media sosial Thread, dengan akun @missmyra96.
Kecurigaan bermula ketika seorang pelanggan hendak melakukan pembayaran menggunakan kode QR, namun pelayan tersebut mengklaim bahwa kedai tidak menyediakan fasilitas tersebut. Pelanggan yang merasa aneh, mengingat sebelumnya pernah menggunakan QR untuk pembayaran di kedai yang sama, kemudian menghubungi pemilik kedai secara pribadi melalui aplikasi pesan singkat.
Berikut transkrip percakapan antara pelanggan dan pemilik kedai:
- Pelanggan: "Apakah bisa membayar menggunakan QR? Waktu itu di kedai tidak bisa bayar QR."
- Pemilik Kedai: "Boleh-boleh."
Setelah melakukan pembayaran melalui QR dengan total RM 21 (sekitar Rp 80.941) untuk dua porsi nasi goreng daging dengan telur mata sapi, pelanggan tersebut menceritakan pengalamannya saat kunjungan sebelumnya. Pada kunjungan itu, pelayan bersikeras bahwa pembayaran hanya bisa dilakukan secara tunai.
Terungkap bahwa terdapat selisih harga antara yang seharusnya dibayarkan (RM 19 atau sekitar Rp 73.201) dengan yang dibayarkan tunai sebelumnya (RM 21). Selisih sebesar RM 2 (sekitar Rp 7.705) ini diduga masuk ke kantong pribadi pelayan tersebut.
Pemilik kedai mengaku merasa sangat dirugikan dan heran dengan penurunan penggunaan pembayaran QR belakangan ini. Kecurigaannya terbukti setelah insiden ini, bahwa pelayan secara sengaja tidak menawarkan opsi pembayaran QR dan hanya menerima pembayaran tunai.
Unggahan pemilik kedai di Thread mendapatkan perhatian luas dari netizen. Banyak yang memberikan komentar yang beragam, mulai dari kekecewaan hingga saran untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Beberapa netizen menyarankan agar pemilik kedai memasang kode QR berukuran besar dan menggunakan sistem pengumuman otomatis untuk mengonfirmasi setiap pembayaran yang berhasil dilakukan.
Kasus ini menjadi peringatan bagi para pemilik usaha, terutama di sektor makanan dan minuman, untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan pengawasan terhadap karyawan. Integritas karyawan menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan pelanggan dan keberlangsungan bisnis. Selain itu, penting untuk memanfaatkan teknologi secara optimal dalam sistem pembayaran untuk meminimalkan potensi kecurangan dan meningkatkan transparansi.