Chairlift di Candi Borobudur: Solusi Aksesibilitas Sementara Tanpa Merusak Cagar Budaya
Pemerintah memastikan pemasangan chairlift di Candi Borobudur bersifat sementara dan tidak akan merusak struktur cagar budaya. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyusul viralnya video yang menampilkan alat bantu tersebut di media sosial. Chairlift ini dirancang agar mudah dilepas jika tidak digunakan dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada candi.
Menurut Fadli Zon, pemasangan chairlift bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pengunjung dengan keterbatasan fisik, penyandang disabilitas, dan tokoh agama yang kesulitan mencapai bagian atas Candi Borobudur. Langkah ini juga dilakukan dalam rangka menyambut kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
Chairlift merupakan alat bantu berupa kursi yang digerakkan oleh mesin dan berjalan di atas jalur landai portable yang terbuat dari kayu dan bantalan. Desain ini dipilih untuk meminimalkan dampak terhadap struktur candi dan memenuhi standar pelestarian. Fadli Zon mencontohkan bahwa teknologi serupa telah diterapkan di situs-situs warisan dunia lainnya, seperti Akropolis, Pantheon, Sistine Chapel, dan Tembok China, tanpa menimbulkan kerusakan.
Pemasangan chairlift di Candi Borobudur diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi semua pengunjung untuk menikmati keindahan dan nilai sejarah candi ini, tanpa mengorbankan kelestariannya. Pemerintah berkomitmen untuk terus mencari solusi inovatif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia, sambil memastikan aksesibilitas yang inklusif bagi semua kalangan.