Penjualan Nissan di Indonesia Menurun di Tengah Rencana Restrukturisasi Global

Nissan, produsen otomotif asal Jepang, tengah menghadapi tantangan berat di pasar global yang berdampak pula pada operasionalnya di Indonesia. Di tengah isu penutupan sejumlah fasilitas produksi di berbagai negara, performa penjualan Nissan di Indonesia menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Nissan, baik secara wholesales (dari pabrik ke dealer) maupun retail sales (dari dealer ke konsumen), mengalami penurunan pada periode Januari hingga April 2024. Penjualan wholesales tercatat sebanyak 430 unit, sedikit di bawah angka 436 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, retail sales Nissan mencapai 449 unit, juga lebih rendah dibandingkan 506 unit yang terjual pada periode Januari-April tahun lalu.

Meskipun demikian, beberapa model Nissan masih menunjukkan performa yang cukup baik di pasar Indonesia. Nissan Serena e-Power menjadi kontributor penjualan terbesar dengan 184 unit, diikuti oleh Nissan Livina dengan 82 unit, dan Nissan Magnite dengan 123 unit. Namun, angka penjualan ini belum mampu mengangkat Nissan ke jajaran 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia.

Penurunan performa penjualan ini terjadi seiring dengan rencana restrukturisasi global yang tengah dijalankan oleh Nissan. Perusahaan berencana untuk melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk menutup sejumlah pabrik di berbagai negara. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar dan upaya untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Menurut laporan dari Reuters, Nissan mempertimbangkan untuk menutup dua pabrik perakitan mobil di Jepang, yang akan mengurangi jumlah pabrik perakitan kendaraan di negara tersebut menjadi hanya tiga. Pabrik Oppama, yang menjadi tempat produksi Nissan sejak tahun 1961, dan pabrik Shonan yang dioperasikan oleh Nissan Shatai, menjadi target penutupan. Selain itu, Nissan juga dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengakhiri produksi di pabrik-pabrik yang berlokasi di Afrika Selatan, India, dan Argentina. Bahkan, jumlah pabrik di Meksiko pun akan dikurangi.

Penutupan pabrik di Jepang akan menjadi yang pertama kalinya bagi Nissan sejak tahun 2001, ketika perusahaan menutup pabrik Murayama. Setelah restrukturisasi ini, Nissan akan mengoperasikan tiga pabrik di Jepang, yaitu pabrik Tochigi, pabrik Nissan Motor Kyushu, dan Nissan Shatai Kyushu di prefektur Fukuoka selatan.

Surat kabar Yomiuri melaporkan bahwa dua pabrik di Meksiko juga sedang dipertimbangkan untuk ditutup. Namun, Nissan dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa laporan mengenai kemungkinan penutupan pabrik tertentu bersifat spekulatif dan tidak didasarkan pada informasi resmi perusahaan.

Berikut daftar model penjualan Nissan tertinggi pada periode Januari-April 2024:

  • Nissan Serena e-Power: 184 unit
  • Nissan Livina: 82 unit
  • Nissan Magnite: 123 unit