Insiden di Restoran Singapura: Pelayan Diduga Letakkan Claypot Panas Dekat Kepala Bayi, Keluarga Pelanggan Meradang

Makan Malam Berujung Petaka: Keluarga Pelanggan Geram dengan Tindakan Pelayan Restoran

Sebuah insiden kurang menyenangkan menimpa sebuah keluarga saat mereka makan malam di restoran 8889 Ji Gong Bao, Ang Mo Kio, Singapura. Kejadian ini bermula ketika seorang pelayan restoran tersebut diduga meletakkan claypot panas terlalu dekat dengan kepala seorang bayi berusia dua tahun.

Menurut penuturan Jenny, salah seorang anggota keluarga yang hadir saat itu, insiden terjadi pada 18 Mei 2025 sekitar pukul 20.00. Keluarga tersebut memesan beberapa menu yang disajikan dalam claypot. Masalah muncul ketika seorang pelayan yang merupakan putra dari pemilik restoran, menghantarkan pesanan tersebut. Jenny mengklaim bahwa pelayan itu mendekatkan claypot panas ke kepala cucunya yang berusia dua tahun, bahkan sampai dua kali.

"Tindakan ini sangat berbahaya dan ceroboh. Saya tidak mengerti mengapa dia melakukan itu pada cucu saya yang masih sangat kecil," ungkap Jenny dengan nada kesal.

Jenny menambahkan bahwa pihak restoran, termasuk pelayan yang bersangkutan, tidak menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf atas kejadian tersebut. Merasa kecewa dan tidak dihargai, Jenny dan keluarganya memutuskan untuk meninggalkan restoran dan melayangkan ulasan negatif di platform Google Review dan Facebook.

Tindakan keluarga Jenny ini ternyata memicu respons dari Shirli Ling, pemilik restoran yang juga seorang influencer. Shirli membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa pelayan tersebut tidak bermaksud membahayakan bayi tersebut. Ia berdalih bahwa tata letak restoran yang kurang memadai, dengan pilar yang menghalangi jalur pelayan, menjadi penyebab kesalahpahaman ini. Shirli juga menuduh keluarga Jenny bersikap tidak sopan dan terlalu reaktif.

"Pelayan kami tidak punya pilihan lain karena pilar menghalangi jalan. Mereka tidak memberi ruang, jadi terlihat seolah-olah dia meletakkan claypot di atas kepala bayi. Padahal, claypot itu masih dipegang oleh pelayan, hanya saja jaraknya terlalu dekat," jelas Shirli.

Shirli juga mengaku telah meminta maaf kepada Jenny melalui pesan pribadi di Instagram, namun permintaan maafnya ditolak. Ia kemudian memblokir akun Instagram Jenny.

Reaksi Beragam dan Permintaan Rekaman CCTV

Konflik antara keluarga Jenny dan pemilik restoran semakin memanas. Jenny menuntut agar Shirli mengunggah rekaman CCTV untuk membuktikan kebenaran versinya. Namun, Shirli menolak permintaan tersebut dengan alasan bahwa rekaman CCTV hanya akan digunakan untuk keperluan internal atau penyelidikan polisi.

"Kami tidak akan mengunggah rekaman apa pun ke media sosial hanya untuk membuktikan bahwa pelanggan salah. Ini juga menyangkut privasi pelanggan lain," tegas Shirli.

Insiden ini menjadi viral dan menuai berbagai reaksi dari warganet. Beberapa pihak mengecam tindakan pelayan restoran, sementara yang lain menilai bahwa keluarga Jenny terlalu berlebihan dalam menyikapi masalah ini. Kasus ini menjadi pengingat bagi para pelaku usaha untuk selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pelanggan, serta pentingnya komunikasi yang baik dalam menyelesaikan setiap permasalahan.