Warga AS Didakwa Atas Upaya Pembakaran Kedutaan Besar AS di Israel dan Ancaman Pembunuhan Terhadap Mantan Presiden AS

Seorang pria berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Jerman, Joseph Neumeyer (28), menghadapi serangkaian dakwaan federal di New York setelah diduga melakukan percobaan pembakaran di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel. Insiden ini terjadi pada bulan Mei 2025 dan berujung pada penangkapan Neumeyer oleh pihak berwenang Israel, sebelum ia dideportasi ke Amerika Serikat.

Dakwaan terhadap Neumeyer meliputi percobaan pembakaran dan ancaman pembunuhan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump. Departemen Kehakiman AS mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, Neumeyer sempat membuat unggahan di media sosial yang berisi seruan kekerasan dan ujaran kebencian terhadap Amerika Serikat dan Barat. Unggahan tersebut menjadi salah satu dasar dakwaan yang diajukan kepadanya.

Menurut berkas dakwaan, insiden bermula ketika Neumeyer melintas di depan Kedutaan Besar AS di Tel Aviv. Ia diduga meludahi petugas keamanan yang berjaga dan berusaha melarikan diri ketika dicegat. Dalam pelariannya, Neumeyer meninggalkan sebuah ransel yang berisi sejumlah bom molotov rakitan. Bom molotov tersebut berisi cairan mudah terbakar yang berpotensi menimbulkan kebakaran besar.

Pihak kepolisian Israel berhasil menangkap Neumeyer di sebuah hotel di Tel Aviv tidak lama setelah kejadian. Setelah menjalani proses hukum singkat di Israel, ia dideportasi ke Amerika Serikat dan langsung ditahan setibanya di New York. Jaksa Agung AS saat itu, Pam Bondi, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan terhadap lembaga atau simbol negara, baik di dalam maupun luar negeri.

Jika terbukti bersalah atas semua dakwaan yang diajukan, Neumeyer menghadapi ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda sebesar 250.000 Dolar AS. Kasus ini menambah daftar panjang tantangan keamanan yang dihadapi oleh fasilitas diplomatik AS di seluruh dunia. Penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung untuk mengungkap motif di balik tindakan Neumeyer dan potensi keterlibatan pihak lain.

Insiden ini terjadi selang beberapa hari setelah penembakan terhadap dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington, D.C.. Meskipun belum ada indikasi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut, otoritas keamanan AS dan Israel meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan di sekitar fasilitas-fasilitas diplomatik sebagai langkah pencegahan.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan kewaspadaan di sekitar fasilitas diplomatik, serta perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku tindakan kekerasan dan ancaman terhadap pejabat publik.