Indonesia Optimis Unjuk Gigi di Forum ILO, Momentum Raih Visi Indonesia Emas 2045

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyerukan kepada delegasi tripartit Indonesia untuk memanfaatkan forum International Labour Conference (ILC) ke-113 sebagai panggung untuk menampilkan jati diri bangsa dan kesiapan Indonesia menuju negara maju. Seruan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Delegasi Tripartit Indonesia di Jakarta, sebagai persiapan menghadapi konferensi yang akan berlangsung di Jenewa, Swiss, pada 2-13 Juni 2025.

Konferensi ILC ke-113 mengusung tema sentral mengenai keadilan sosial dan penataan ulang masa depan pekerjaan dalam dunia yang terpolarisasi. Tema ini menekankan pentingnya solidaritas global dalam mengatasi kesenjangan dan perubahan dinamis di dunia kerja. Menaker Yassierli, yang juga menjabat sebagai Ketua Delegasi Indonesia, menyoroti perhatian dunia terhadap Indonesia, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Banyak negara, menurutnya, ingin berinteraksi langsung dengan Presiden Prabowo untuk menyaksikan kemajuan pembangunan nasional.

Kehadiran Indonesia di ILC dipandang sebagai peluang emas untuk meyakinkan dunia bahwa bangsa ini layak meraih visi Indonesia Emas 2045. Menaker menekankan bahwa delegasi Indonesia harus tampil sebagai representasi bangsa besar yang tengah berjuang menuju kemajuan. Meskipun terdiri dari unsur pemerintah, serikat pekerja, dan pengusaha, seluruh anggota delegasi harus membawa nama Indonesia dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.

"Dalam proses di ILC, perbedaan pendapat mungkin muncul sesuai peran masing-masing, namun tetap dalam kerangka Indonesia. Kita akan menjalani diskusi, argumentasi, hingga pemungutan suara dengan karakter khas kita sebagai bangsa besar," ujar Menaker. Beliau juga menekankan pentingnya musyawarah mufakat sebagai fondasi Pancasila, nilai yang harus ditunjukkan di forum internasional sebagai contoh budaya Indonesia bagi dunia.

"Hubungan industrial tidak cukup dijawab dengan teori atau regulasi, melainkan dengan jati diri bangsa. Bagaimana kepedulian itu ada, bagaimana kita punya cita-cita bersama melampaui visi entitas perusahaan atau kepentingan entitas perusahaan atau kelompok, tetapi kita harus maju bersama, yakni buruhnya sejahtera, perusahaannya maju, dan kemudian negaranya juga akan sejahtera," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (Dirjen PHI dan Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Indah Anggoro Putri, melaporkan bahwa delegasi Indonesia terdiri dari 96 orang, dengan komposisi 37 perwakilan pemerintah, 43 dari serikat pekerja, dan 16 dari kalangan pengusaha. Indonesia adalah salah satu dari 187 negara yang akan berpartisipasi dalam ILC.

Indah Anggoro Putri, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Delegasi Indonesia, menjelaskan bahwa Indonesia akan membawa empat agenda prioritas dalam ILC ke-113:

  • Standard-setting: Penetapan norma ketenagakerjaan baru terkait pekerjaan layak dalam ekonomi platform dan perlindungan terhadap bahaya biologis di tempat kerja.
  • General Discussion: Pembahasan mengenai transisi pekerja dari sektor informal ke sektor formal.
  • Amandemen Konvensi Maritim 2006 (Maritime Labour Convention/MLC 2006).
  • Isu Strategis: Masukan delegasi tripartit Indonesia untuk World Social Summit 2025.