Upaya Penertiban Pengemis Badut di Klender Berujung Buntu Akibat Intervensi Kelompok Preman
Aksi penertiban seorang pengemis perempuan yang menggunakan kostum badut dan membawa seorang anak kecil di sekitar Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur, mengalami kegagalan pada Minggu (25/5/2025). Diduga kuat, intervensi dari sekelompok preman menjadi penyebab utama dari tidak terlaksananya penertiban tersebut.
Menurut keterangan saksi mata, Saipul (40), petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) mengalami kendala saat hendak mengamankan pengemis tersebut. Pengemis itu, secara tiba-tiba, berteriak histeris yang kemudian memicu reaksi dari sejumlah orang yang diduga preman di sekitar lokasi. Mereka menghalangi petugas untuk membawa pengemis tersebut.
"Banyak teman si pengemis, preman sini juga jadi kayak melindungi gitu. Petugas sudah mau mencoba membawa (pengemis), tapi dibelain sama preman si sini, akhirnya dilepas sama Dinas Sosial," ujar Saipul.
Karena situasi yang tidak memungkinkan, petugas dari Dinas Sosial (Dinsos) hanya dapat memberikan edukasi kepada pengemis tersebut di tempat. Sejak kejadian tersebut, pengemis badut itu tidak lagi terlihat di area Stasiun Klender Baru.
"Iya lagi enggak kelihatan, kemarin sehabis razia Dinas Sosial paling masih ketakutan, kalau sepi (petugas) pasti nongol lagi," kata Saipul.
Saipul menambahkan bahwa pengemis tersebut telah beroperasi di sekitar Stasiun Klender Baru selama bertahun-tahun, dari siang hingga malam hari. Ia juga menuturkan bahwa pengemis tersebut selalu membawa seorang anak kecil bersamanya saat mengemis.
"Anak pertama cewek sekarang SD dulu juga diajak mengemis. Sekarang anak kedua cowok juga. Sekitar delapan tahun (mengemis) ada kali itu," imbuhnya.
Sebelumnya, video yang diunggah oleh akun Instagram @kabar.jaktim menjadi viral di media sosial. Video tersebut menampilkan seorang perempuan berkostum badut yang sedang duduk sambil menggendong seorang anak yang tertidur. Dalam narasi video tersebut, disebutkan bahwa kondisi anak tersebut tidak wajar karena selalu tertidur pulas.
"Kondisi anak selalu tertidur pulas, baik itu sore hari atau malam hari. Kebetulan saya merekam kondisi menjelang maghrib dan malam hari. Mohon perhatiannya karena kondisi anak yang selalu tertidur itu sangat tidak wajar," tulis keterangan dalam video yang diunggah @kabar.jaktim.
Selain itu, perempuan berkostum badut tersebut juga kerap membawa anaknya mengemis dalam kondisi hujan, yang kemudian memicu reaksi dari warganet. Banyak yang meminta petugas yang berwenang untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"Apalagi terkadang anak itu dibawa keluar dalam kondisi hujan. Tolong petugas yang berwenang ditindak lanjuti, kasihan anaknya," tulis keterangan dalam video yang diunggah @kabar.jaktim.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Rizqon Hermawan, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa saat hendak ditertibkan, pengemis perempuan tersebut berteriak histeris, sehingga memicu reaksi dari masyarakat dan preman di sekitar lokasi.
"Selang beberapa menit pengemis berteriak-teriak, menangis histeris, membuat masyarakat, bahkan preman di area tersebut membela pengemis. Petugas dikerumuni oleh preman di area," ujar Rizqon.
"Dikarenakan menghindari hal yang tidak diinginkan, maka petugas hanya mengedukasi dan tidak dijangkau (tidak dibawa) langkah selanjutnya, petugas akan memonitor secara berkala," pungkas Rizqon.