Anggota Knesset Dievakuasi Paksa Setelah Kritik Pedas Terhadap Operasi Militer di Gaza

Sebuah insiden dramatis terjadi di Knesset (Parlemen Israel) ketika Ayman Odeh, seorang anggota parlemen dari partai Hadash, dikeluarkan secara paksa saat menyampaikan pidato yang mengkritik keras operasi militer Israel di Gaza. Video evakuasi paksa tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, memicu perdebatan sengit tentang kebebasan berbicara dan penanganan konflik Israel-Palestina.

Kejadian bermula ketika Odeh menyampaikan pidato yang penuh emosi, di mana ia mengecam keras serangan militer yang sedang berlangsung di Gaza. Odeh menyoroti jumlah korban sipil yang tinggi, termasuk ribuan anak-anak, dan kerusakan infrastruktur yang meluas, termasuk universitas dan rumah sakit. Ia juga mempertanyakan efektivitas militer dari operasi tersebut, dengan menyatakan bahwa hal itu tidak menghasilkan kemenangan politik yang berarti.

"Setelah satu setengah tahun perang, kalian telah membunuh 19.000 anak-anak, 53.000 warga Gaza, menghancurkan semua universitas dan rumah sakit. Dan kalian bahkan tidak memperoleh kemenangan politik apa pun. Itu sebabnya kalian kehilangan akal," ujar Odeh dalam pidatonya.

Pernyataan keras Odeh memicu reaksi keras di antara anggota parlemen lainnya. Ketegangan meningkat dengan cepat, dan petugas keamanan Knesset kemudian naik ke podium dan menyeret Odeh keluar dari ruang sidang. Momen tersebut terekam dalam video dan kemudian dibagikan secara luas di platform media sosial.

Menanggapi insiden tersebut, Odeh menyatakan kekecewaannya melalui akun media sosialnya. Ia menggambarkan pengusirannya sebagai upaya untuk membungkam kebenaran dan menekan suara-suara yang mengkritik kebijakan pemerintah. Odeh, yang mewakili komunitas Arab di Israel, telah lama menjadi kritikus vokal terhadap perlakuan Israel terhadap warga Palestina.

"Mereka menyeret saya bukan karena saya melanggar aturan, tetapi karena saya mengatakan yang sebenarnya. 77 tahun sejak Nakba, dunia kini menyaksikan Nakba kedua di Gaza. Kalian bisa membungkam saya, tapi kalian tak bisa membungkam rakyat Palestina dan suara hati dunia," tulisnya pada Kamis (22/5/2025).

Odeh telah lama menjadi tokoh penting dalam politik Israel, yang memperjuangkan hak-hak minoritas Arab. Selain menjadi anggota Knesset, ia juga menjabat sebagai pemimpin Hadash dan kepala aliansi politik Joint List. Pengalaman politiknya mencakup masa jabatan di Dewan Kota Haifa dan keterlibatannya dalam perumusan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan hak-hak sipil dan demokrasi.

Insiden ini bukan pertama kalinya Odeh dikeluarkan dari Knesset karena pandangan kontroversialnya. Pada November 2024, ia juga dikeluarkan setelah menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai "pembunuh berantai" atas eskalasi kekerasan di Gaza.

Berikut adalah point-point penting dalam berita ini:

  • Ayman Odeh, anggota parlemen Israel, ditarik paksa dari podium Knesset.
  • Odeh mengkritik keras operasi militer Israel di Gaza.
  • Video evakuasi paksa Odeh menjadi viral di media sosial.
  • Odeh mengecam pengusirannya sebagai upaya pembungkaman.
  • Odeh adalah tokoh politik penting yang mewakili komunitas Arab di Israel.
  • Ini bukan pertama kalinya Odeh dikeluarkan dari Knesset.