Pemerintah Siapkan Fasilitas Stairlift untuk Prabowo dan Macron di Borobudur Demi Efisiensi Kunjungan

Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan fasilitas khusus berupa stairlift untuk memudahkan Presiden RI, Prabowo Subianto, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mencapai puncak Candi Borobudur saat kunjungan kenegaraan mendatang. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan hal ini sebagai upaya untuk mengoptimalkan waktu kunjungan yang terbatas.

Menurut Hasan Nasbi, Borobudur bukanlah sekadar bangunan candi biasa. Ketinggiannya yang setara dengan gedung 12 lantai menjadi pertimbangan utama dalam penyediaan fasilitas ini. “Ada yang sudah pernah ke Candi Borobudur? Naik sampai atas? Candi Borobudur itu kira-kira ketinggiannya setinggi lantai kita ini. Kira-kira setinggi gedung 12 lantai,” ujar Hasan di Jakarta.

Fasilitas stairlift, lazimnya dipasang di rumah-rumah untuk membantu mobilitas antar lantai, akan diaplikasikan di Borobudur dengan tujuan serupa. Hasan menjelaskan bahwa langkah ini diambil mengingat agenda kunjungan kenegaraan Presiden Macron yang padat. Penggunaan stairlift diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga, sehingga kedua pemimpin negara dapat menikmati keindahan Borobudur dalam kondisi yang prima.

"Stairlift itu kalau di rumah-rumah biasanya dipasang di pinggiran tangga untuk bawa orang untuk naik ke lantai berikutnya. Jadi dari lantai 5 ke lantai 8 mungkin nanti pakai, atau sampai lantai 7 itu nanti pakai stairlift supaya waktunya lebih efisien. Supaya waktunya lebih memungkinkan," jelasnya.

Lebih lanjut, Hasan menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik para pemimpin negara selama kunjungan. Menaiki tangga setinggi gedung 12 lantai tentu akan menguras energi dan berpotensi mengganggu kelancaran agenda kenegaraan. Dengan adanya stairlift, diharapkan kedua presiden tetap segar dan fokus selama menjalankan tugas-tugas kenegaraan.

Meski demikian, pemerintah memberikan jaminan bahwa pemasangan stairlift tidak akan merusak struktur Candi Borobudur yang merupakan warisan budaya dunia. Hasan memastikan bahwa Kementerian Kebudayaan akan mengawasi proses pemasangan secara ketat, melarang penggunaan paku atau bor yang dapat merusak batu candi.

"Jadi hanya ditaruh, didudukkan, ditaruh saja. Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah. Jadi untuk kunjungan itu lebih kepada kita mempersiapkan fasilitas yang memudahkan kunjungan Presiden Macron agar bisa menikmati keindahan dan kemegahan Borobudur secara keseluruhan," imbuhnya. Dengan demikian, kunjungan ini diharapkan berjalan lancar dan memberikan kesan positif bagi kedua belah pihak, sekaligus mempromosikan keindahan Candi Borobudur kepada dunia.