Korea Utara Mengecam Rencana 'Golden Dome' AS sebagai Pemicu Perang Nuklir
Korea Utara Menentang Sistem Pertahanan Rudal 'Golden Dome' AS
Korea Utara dengan keras mengecam inisiatif sistem pertahanan rudal 'Golden Dome' yang diusulkan oleh Amerika Serikat, menyebutnya sebagai langkah berbahaya yang dapat memicu perlombaan senjata nuklir dan mengubah ruang angkasa menjadi medan perang.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengeluarkan memorandum yang mengecam rencana tersebut. Mereka menganggap sistem itu adalah rencana bahaya. Korea Utara memastikan akan mengecam rencana itu. Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), memorandum tersebut menuduh AS bersikeras untuk memiliterisasi luar angkasa.
"Rencana AS untuk membangun sistem pertahanan rudal baru adalah akar penyebab yang memicu perlombaan senjata nuklir dan luar angkasa global dengan merangsang kekhawatiran keamanan negara-negara pemilik senjata nuklir dan mengubah luar angkasa menjadi medan perang nuklir yang potensial," tulis KCNA.
Rincian Sistem 'Golden Dome'
Sistem 'Golden Dome' dirancang untuk mendeteksi dan menghentikan serangan rudal pada empat tahap utama:
- Sebelum peluncuran
- Saat awal peluncuran
- Saat meluncur di udara
- Pada menit-menit terakhir saat rudal mulai menghujam sasaran
Pentagon telah mengembangkan beberapa opsi terkait sistem ini, termasuk penempatan rudal pencegat di luar angkasa. Perbedaan utama antara opsi-opsi tersebut terletak pada jumlah satelit, sensor, dan rudal pencegat luar angkasa yang akan digunakan. Badan Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan bahwa komponen berbasis luar angkasa dari 'Golden Dome' saja dapat menelan biaya hingga $542 miliar dalam 20 tahun ke depan. Sebelumnya, Trump mengajukan permintaan awal sebesar $25 miliar dalam rancangan undang-undang pemotongan pajak.
Kekhawatiran Pentagon dan Kebutuhan Akan Pertahanan Mutakhir
Pentagon telah lama memperingatkan tentang kecanggihan rudal terbaru yang dikembangkan oleh Cina dan Rusia, yang mendorong kebutuhan akan langkah-langkah penanggulangan mutakhir. Satelit dan pencegat tambahan dari program 'Golden Dome' akan difokuskan untuk menghentikan rudal musuh di tahap awal atau saat penerbangan.
Jenderal Chance Saltzman, Kepala Angkatan Luar Angkasa AS, menyatakan bahwa senjata luar angkasa yang dibayangkan untuk 'Golden Dome' merupakan kebutuhan baru dan berkembang untuk misi-misi yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh organisasi militer luar angkasa.