Harga Emas Terkoreksi Akibat Relaksasi Kebijakan Tarif AS Terhadap Uni Eropa

Harga Emas Dunia Tertekan Sentimen Positif dari Kebijakan Perdagangan AS

Harga emas global mengalami penurunan pada perdagangan hari Selasa (27/5/2025), menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menunda penerapan tarif tinggi terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa. Langkah ini memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan, mengurangi kebutuhan investor untuk mencari aset safe haven seperti emas.

Pada penutupan perdagangan, harga emas spot tercatat turun sebesar 0,8 persen menjadi 3.332,04 dollar AS per ons. Sementara itu, harga emas berjangka di Comex New York Exchange juga mengalami penurunan sebesar 1 persen, mencapai 3.331,90 dollar AS per ons. Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa.

Keputusan Trump untuk menunda penerapan tarif, yang sebelumnya dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Juni 2025, memberikan ruang bagi kelanjutan negosiasi antara kedua belah pihak. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang lebih luas, yang sebelumnya memicu permintaan terhadap aset-aset aman seperti emas.

Analis dari UBS, Giovanni Staunovo, menyebut pergerakan harga emas pada hari tersebut sebagai "range-trading day". Menurutnya, penundaan penerapan tarif menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Trump sendiri mengumumkan perpanjangan waktu negosiasi hingga 9 Juli 2025, memberikan harapan akan tercapainya kesepakatan yang saling menguntungkan.

Pengumuman ini cukup mengejutkan, mengingat dua hari sebelumnya Trump sempat mengancam untuk mempercepat penerapan tarif karena frustrasi atas lambatnya kemajuan perundingan dagang. Perubahan sikap ini menunjukkan dinamika yang tinggi dalam kebijakan perdagangan AS, yang dapat mempengaruhi sentimen pasar secara signifikan.

Prospek Emas Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian

Meski mengalami penurunan, prospek emas dalam jangka panjang dinilai masih positif. Ketidakpastian global masih tinggi, didorong oleh berbagai faktor seperti konflik geopolitik yang terus berlanjut, perubahan kebijakan tarif AS yang tidak dapat diprediksi, dan kekhawatiran terhadap defisit anggaran Amerika Serikat.

Citi bahkan menaikkan proyeksi harga emas, memperkirakan bahwa logam mulia ini berpotensi menembus level 3.500 dollar AS per ons. Dalam jangka pendek, Citi memperkirakan harga emas akan bergerak dalam kisaran 3.100 hingga 3.500 dollar AS per ons.

Beberapa faktor yang mendukung prospek positif emas antara lain:

  • Inflasi: Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
  • Suku Bunga Rendah: Suku bunga rendah membuat emas lebih menarik dibandingkan aset-aset yang memberikan imbal hasil.
  • Ketidakpastian Geopolitik: Ketidakpastian geopolitik mendorong permintaan terhadap aset safe haven.

Dengan demikian, meskipun harga emas mengalami koreksi akibat sentimen positif dari kebijakan perdagangan AS, potensi penguatan harga emas dalam jangka panjang tetap terbuka seiring dengan masih tingginya ketidakpastian global.