Yogyakarta Semarakkan Pelestarian Budaya dengan Sertifikasi Warisan Tak Benda
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya dengan menyerahkan 32 sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) kepada berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten/kota dan Keraton Yogyakarta. Acara ini menandai pembukaan Perayaan WBTb DIY Tahun 2025 yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 Mei 2025, di Hotel Royal Brongto.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa penyerahan sertifikat ini merupakan wujud apresiasi terhadap kekayaan budaya yang dimiliki DIY. Pada tahun ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menerima sertifikat untuk lima karya budaya, yaitu:
- Dialek Boso Bagongan
- Srimpi Irim-Irim
- Golek Jangkung Kuning
- Bedhaya Durma Kina Gaya Yogyakarta
- Tari Klana Raja
Kabupaten Bantul juga mendapatkan pengakuan atas lima karya budaya, antara lain Ampo Imogiri, Bakda Mangiran, Labuhan Hondodento, Tradisi Emprak, dan Adrem. Sementara itu, Kabupaten Sleman memperoleh sertifikat untuk delapan karya budaya, termasuk Jathilan Lancur, Mitos Gunung Merapi, Tambak Kali, Jadah Tempe, Apem Wonolelo Sleman, Cethil, Tempe Pondoh, dan Ayam Goreng Kalasan. Kabupaten Kulon Progo menerima sertifikat untuk Nawu Sendang Kulon Progo, Kethak Kulon Progo, Jenang Lot, dan Gula Kelapa Kulon Progo.
Kota Yogyakarta sendiri mendapatkan sertifikat untuk enam karya budaya, yaitu Cublak-Cublak Suweng Yogyakarta, Tari Wira Pertiwi, Tari Kuda-Kuda, Ketan Lupis Yogyakarta, Becak Yogyakarta, dan Kopi Joss. Kabupaten Gunungkidul juga tidak ketinggalan dengan empat karya budaya yang diakui, yaitu Tradisi Sambatan Gunungkidul, Upacara Adat Bersik Kali Gunungkidul, Upacara Adat Njaluk Udan Andongsari, dan Gudeg Bonggol Gedhang.
Dian Lakshmi Pratiwi menambahkan bahwa tahun 2024 menjadi tahun dengan perolehan penetapan WBTb DIY terbanyak sejak tahun 2013. Hal ini menjadi prestasi sekaligus tantangan dalam upaya pelestarian budaya. Perayaan WBTb Indonesia dari DIY melibatkan masyarakat dan pelaku budaya secara luas dalam agenda Ajur Ajer ketiga, dengan tema Bayu Manah yang dimaknai sebagai arah hati yang digerakkan oleh kekuatan alam menuju keselarasan jiwa dan semesta.
Rangkaian kegiatan perayaan meliputi pameran karya budaya WBTb DIY yang telah ditetapkan, workshop WBTb, stand kuliner WBTb, pagelaran seni pertunjukan, gladhen jemparingan, dan penutupan perayaan dengan pagelaran wayang klithik. Perayaan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebermanfaatan WBTb di DIY.
Kegiatan ini selaras dengan visi misi Gubernur DIY untuk menjadikan WBTb sebagai bagian dari orientasi nilai dalam setiap program dan kegiatan guna meningkatkan kesejahteraan sosial. Selain itu, juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang WBTb sehingga tumbuh inisiatif dan kreativitas dalam mengelola aset dan modal kehidupan. Partisipasi masyarakat dalam mengapresiasi WBTb juga diharapkan dapat meningkat, sehingga karya-karya budaya yang telah ditetapkan sebagai WBTb DIY menjadi WBTb Indonesia dapat terus lestari melalui program dan kegiatan yang berkelanjutan.