Sentimen Positif Dorong IHSG dan Rupiah Bergerak Naik di Awal Perdagangan

Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan hari ini dengan sinyal positif, tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memasuki zona hijau. Pada awal sesi, IHSG tercatat berada di level 7.198,20, mengalami kenaikan sebesar 9,85 poin atau 0,14 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang berada di angka 7.188,35.

Antusiasme pasar terlihat dari jumlah saham yang mengalami kenaikan, dengan 240 saham dibuka menguat, sementara 109 saham mengalami penurunan dan 210 saham stagnan. Aktivitas perdagangan juga cukup ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 463,39 miliar dan volume perdagangan sebanyak 791,26 juta saham.

Pergerakan positif ini sejalan dengan penguatan tipis yang terjadi pada nilai tukar rupiah di pasar spot. Rupiah tercatat berada di level Rp 16.247 per dollar AS pada pukul 09.21 WIB, menguat 2 poin atau 0,01 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang berada di Rp 16.249.

Beberapa faktor fundamental turut mempengaruhi sentimen pasar. Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, menyoroti potensi penguatan IHSG setelah mengalami penurunan sebelumnya. Ia menggarisbawahi dua katalis utama, yaitu keputusan Presiden Amerika Serikat yang memperpanjang tenggat tarif terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli 2025, serta rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan subsidi upah.

Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, dikabarkan siap mempercepat pembicaraan dagang dengan AS, yang dapat memberikan sentimen positif bagi pasar global. Sementara itu, pemerintah Indonesia berencana menyalurkan subsidi upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta, yang akan dimulai pada 5 Juni 2025. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, skema ini serupa dengan bantuan yang diberikan saat pandemi Covid-19, meskipun dengan jumlah yang lebih kecil.

Dari perspektif teknikal, Nico memperkirakan IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support dan resistance di kisaran 7.160–7.330. Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menambahkan bahwa IHSG saat ini bergerak mendekati support 7.088–7.109. Ia juga menyebutkan level support IHSG berada di 7.109, 7.055, 7.009, 6.929, dan 6.811, sementara level resistennya di 7.219, 7.261, 7.345, dan 7.444. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.

Di kawasan Asia, pergerakan bursa saham cenderung variatif. Strait Times naik 0,15 persen ke 3.881,36, sementara Shanghai Composite melemah 0,05 persen ke 3.345,02. Nikkei 225 turun 0,21 persen ke 37.451,50, sedangkan Hang Seng naik 0,1 persen ke 23.308,23.

Ibrahim Assuaibi, analis mata uang, menjelaskan bahwa tekanan terhadap dollar AS disebabkan oleh penjualan obligasi pemerintah yang terus berlanjut. Pasar global juga masih mencermati kondisi fiskal AS yang dinilai memburuk akibat peningkatan utang. Dari dalam negeri, APBN mencatat surplus Rp 4,3 triliun per April 2025, setara 0,02 persen dari produk domestik bruto (PDB). Ini menjadi surplus pertama setelah defisit tiga bulan berturut-turut sejak awal tahun. Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp 16.240–Rp 16.300 pada perdagangan hari ini.